Puasa Syawal
Mana Harus Didahulukan, Puasa Syawal atau Bayar Hutang Puasa Ramadhan? Begini Kata Ustaz Abdul Somad
UAS sapaannya, menegaskan bagi perempuan yang memiliki utang puasa akan mendapatkan banyak keringanan untuk membayarnya.
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM - Setelah sebulan penuh menjalani puasa Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran, umat islam dianjurkan lagi untuk berpuasa enam hari di bulan Syawal.
Orang yang menjalani puasa ini diyakini mendapat pahala setara dengan puasa setahun lamanya.
Namun, bagaimana jika ada yang masih memiliki utang puasa di bulan Ramadan, terutama bagi para perempuan yang mengalami menstruasi dan tidak diperbolehkan puasa selama Bulan Ramadhan?
Mereka bingung mana yang dikerjakan lebih dulu antara bayar utang atau puasa syawal.
Simak penjelasan Ustaz Abdul Somad berikut ini seperti dikutip Serambinews.com lewat kanal YouTube Semuthitam TV, Senin (17/5/2021).
Baca juga: Pahala Puasa Syawal Seperti Puasa Seumur Hidup, Bisa Sekaligus Qadha Puasa, Simak Ulasan Buya
Baca juga: Tak Sempat Puasa Sunat Syawal, Tapi Bisa Dapat Pahalanya, Begini Penjelasan Pejabat Kemenag
Baca juga: Tak Hanya Puasa Enam Hari, Ternyata Menikah Pun Disunahkan di Bulan Syawal
Sebaiknya Utang Puasa Dilunasi Dulu
Ustaz Abdul Somad mengatakan yang utama sebelum menjalankan puasa Syawal lebih baik membayar utang puasa terlebih dahulu, terutama bagi perempuan yang mengalami menstruasi.
"Kalau Afdolnya ganti dulu yang tujuh (hutang puasa di bulan Ramadhan), habis itu baru tambah enam (puasa Syawal)," kata pendakwah kondang ini.
Namun, UAS, sapaannya, menegaskan bagi perempuan yang memiliki utang puasa akan mendapatkan banyak keringanan untuk membayarnya.
Dapat Tiga Pahala Sekaligus di Bulan Syawal
UAS menuturkan, khusus di bulan Syawal, umat Muslim yang terutama perempuan bisa mendapatkan tiga pahala sekaligus.
Pahala yang pertama yakni pahala melakukan puasa qadha atau puasa pengganti, kedua mendapat pahala puasa Senin, dan yang ketiga mendapat pahala puasa di bulan Syawal.
Kemudian, puasa diniati untuk membayar utang puasa atau puasa qadha, terutama bagi perempuan yang memiliki utang puasa selama bulan Ramadan kemarin.
"Bagi yang melaksanakan puasa qadha enam hari di bulan Syawal, otomatis dapat pahala puasa sunnah enam Syawal," kata UAS.
"Ibu-ibu qadha saja enam hari, 'aku berniat puasa qadha mengganti puasaku yang tinggal kemarin lillahi ta'ala', dilaksanakan pada hari Senin, bulan Syawal dapat pahala tiga," katanya.
Yang kedua adalah diniati untuk sunah puasa Syawal, sehingga bisa juga mendapatkan pahala sunnah puasa Syawal.
Kemudian yang ketiga, jika nanti berpuasa di hari Senin dan Kamis, maka bisa juga mendapatkan pahala puasa Senin Kamis
"Qadha lunas sehari, dapat pahala puasa Senin, dapat pahala puasa Syawal," sambungnya.
Baca juga: Puasa Sunnah Syawal Harus Dikerjakan Berurutan Selama 6 Hari? Simak! Ini Penjelasan Buya Yahya
Baca juga: Niat Serta Keutamaan Puasa Sunat Syawal, Lengkap dengan Hadis dan Terjemahannya
Baca juga: Niat Puasa Syawal 1442 H, Ini Keutamaan Bagi yang Menjalankannya
Puasa Syawal Bisa Dicicil Selama Masih di Bulan Syawal
Menurut penjelasan Ustaz kelahiran Asahan, Sumatera Utara ini, puasa Syawal tidak harus dilakukan berurutan pada bulan Syawal.
Puasa syawal bisa dilakukan dengan dicicil.
Puasa ini bisa dilakukan di awal bulan Syawal, pertengahan hingga akhir bulan Syawal.
"Dipangkal boleh, di tengah boleh, di akhir boleh," lanjut UAS. (Serambinews.com/Firdha Ustin)
Baca juga berita lainnya
Baca juga: Pasukan Israel Diberi ‘Lampu Hijau’ untuk Menargetkan Semua Sekutu Hamas, Termasuk Malaysia
Baca juga: Suami Istri Meninggal Berpelukan, Terjebak Api Saat Rumah Terbakar, Korban Ditemukan di Bawah Tangga
Baca juga: Memilukan, Nenek Ini Temukan Dua Rumahnya Rata dengan Tanah Usai Pulang Shalat Magrib di Masjid