Kisah Nenek Penjual Pisang Keliling, Tekun Menabung Agar Bisa Umrah ke Mekkah, Tak Mau Minta-minta
Berkat kegigihan Mbah Yem sapaan akrabnya, dia bisa menjalankan umroh seperti yang diimpi-impikan umat muslim pada umumnya.
SERAMBINEWS.COM, SOLO - Niat, ikhtiar dan doa ternyata menjadi bagian tak terpisahkan untuk mengantarkan sebuah impian agar jadi nyata.
Adalah Tukiyem, nenek 75 tahun yang membuktikan melalui carannya.
Berkat kegigihan Mbah Yem sapaan akrabnya, dia bisa menjalankan umroh seperti yang diimpi-impikan umat muslim pada umumnya.
Tapi perjalanan ke Tanah Suci yang dilakukan Mbah Yem tak mudah.
Tak seperti orang kebanyakan orang yang memiliki banyak uang atau penghasilan berlimpah, sehingga bisa sewaktu-waktu ke Makkah Al Mukaromah.
Warga RT 05 RW 02 Gagaksipat, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali itu harus berdarah-darah untuk melaksanakan ibadah umroh.
Kenapa seperti itu?
Ya, nenek 75 tahun itu selama ini harus berkeliling dan mengayuh sepeda dari rumahnya ke Solo di antaranya di kawasan Jalan MT Haryono, Manahan Solo.
Dia berjualan pisang matang dengan sepeda onthel yang berkarat, selain tentunya sudah berusia tua.
Terliha lansia itu tak pernah bosan menggelar dagangannya di pinggir jalan di kawasan Manahan Solo.
Pakainnya sangat sederhana dan hanya menggunakan sendal jepit.
"Sudah berpuluh-puluh tahun (1965) mengadu nasib sebagai penjual pisang keliling, sempat dulu berjualan sayur keliling," aku dia kepada TribunSolo.com.

Dirinya menyampaikan masa kejayaan saat dagangannya dengan banyak pembeli pada tahun 2010.
“Dulu banyak penghasilan saya lagi ramai-ramainya yang beli,” aku dia.
“Dari hasil jualan saya dari dulu kumpulkan dan sisihkan setiap hari karena dari dulu saya ingin naik haji," ujarnya.