Sejarah Dunia

Hari Ini 568 Tahun lalu, Sultan Al Fatih Membuka Gerbang Konstantinopel untuk Memulai Masa Kejayaan

Tak ada lafaz yang diucapkan kecuali "Masya Allah" dari bibir pemuda berusia 21 tahun itu ketika kagum dengan kebesaran Kota Konstantinopel.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Zaenal
Foto file - Anadolu Agency
Ilustrasi: Visual Sultan Muhammad Al-Fatih atau Mehmet II Sang Penakluk. 

Penaklukan kota itu adalah kemenangan paling terkenal dari Mehmet sang Penakluk, tetapi pada tahun-tahun berikutnya dia juga memastikan kuasa Ottoman atas Serbia, Morea, Trebizond (Trabzon modern) di wilayah utara Turki modern, serta Bosnia, Albania dan beberapa wilayah Anatolia (Turki tengah).

Baca juga: Turki Puji Era Baru dengan Mesir, Hubungan Diplomatik Kembali Dibuka Seusai Putus pada 2013

Dalam lebih dari dua puluh serangan militer selama masa pemerintahannya, sang sultan berhasil menaklukkan sebagian besar wilayah, memperluas kuasa Ottoman menjadi lebih dari 2,2 juta kilometer persegi.

Kemenangan bersejarahnya datang pada 1480, ketika dia menang di Otranto, Italia, dan selanjutnya merencanakan langkah-langkah untuk mendekat ke Roma.

Tetapi nasib berkata lain dan sang penakluk wafat pada 3 Mei 1481.

Sejarawan di Turki masih memperdebatkan apakah dia selanjutnya menetapkan targetnya pada Roma atau sebaliknya akan beralih ke daerah timur.

Sisi intelektual

Sementara sang sultan yang agung sebagian besar dikenang karena penaklukan militer yang mempesona dari pemerintahannya, dia juga dikenal sebagai seorang intelektual sejati.

Mehmet diyakini bisa berbicara dalam bahasa Persia, Arab, Yunani kuno, dan Italia - yang dipandang oleh banyak orang sebagai tanda yang menunjukkan keinginannya untuk membentuk sebuah kerajaan yang mencakup Barat dan Timur.

Sejarawan Turki mengatakan perpustakaan Mehmet penuh dengan buku-buku tentang topik-topik seperti geometri, agama, teknik, astronomi, aritmetika, arkeologi, geografi, dan filsafat.

Dikenal sebagai penyair, sang penakluk juga menyukai seni, dia menugaskan pelukis Renaissance Bellini untuk melakukan potretnya.

Baca juga: Yunani Kembali Perkuat Hubungan dengan Libya, Sepakat Hadang Turki Kuasai Laut Mediterania Timur

Sang sultan mungkin terinspirasi oleh kehidupan Alexander Agung dalam upayanya membentuk sebuah kerajaan karena dia membaca tentang kampanye militer dari tokoh legendaris tersebut.

Homer Iliad merupakan salah satu dari kumpulan buku-buku di perpustakaannya dan peta dunia kuno Ptolemy diyakini merupakan salah satu permata dari koleksinya.

Dalam kehidupannya yang singkat, hanya 49 tahun, sang penakluk berhasil meninggalkan bekas yang tak terhapuskan pada sejarah dan warisannya masih hidup sampai sekarang.

Sultan Muhammad Al-Fatih atau Mehmet II berhasil mengubah kisahnya dari penghinaan menjadi kebesaran. (Anadolu Agency)

IKUTI KAMI DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga Lainnya:

Baca juga: In Memoriam Ayah Panton: Aceh Kehilangan Budayawan Berani dan Progresif

Baca juga: Innalillah, Pasien Dirawat di Ruang Pinere RSUD Langsa Kembali Tutup Usia, Dimakamkan Secara Protkes

Baca juga: Prabowo Bakal Hadapi Anies Baswedan Jika PDIP dan Gerindra Berkoalisi di Pilpres

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved