Internasional
Parlemen Jordania Pecat Osama Al-AJarmeh, Pemicu Kerusuhan dan Penghina Raja Abdullah II
Parlemen Jordania pada Minggu (6/6/2021) memberikan suara untuk memecat Osama Al-Ajarmeh dari parlemen.
SERAMBINEW.COM, AMMAN - Parlemen Jordania pada Minggu (6/6/2021) memberikan suara untuk memecat Osama Al-Ajarmeh dari parlemen.
Dia dituduh terbukti memicu kerusuhan selama akhir pekan.
Sesi darurat diadakan setelah kekerasan meletus di pinggiran Naour, benteng suku Ajarmeh di baratdaya Amman.
Empat petugas polisi terluka dalam bentrokan dengan pendukung anggota parlemen yang dipecat, kata Departemen Keamanan Publik (PSD).
Dari 130 anggota majelis rendah, 108 anggota parlemen mendukung pengusiran Al-Ajarmeh.
Baca juga: Gara-gara Pendukung Anggota Parlemen Dilarang Masuk, Tentara Jordania Ditembak
Anggota parlemen itu terlihat dalam sebuah video yang menghina Raja Abdullah II sambil membawa pedang dan pistol .
Petugas polisi yang terluka dibawa ke rumah sakit setelah terkena lemparan batu, kata PSD.
Selama sesi hari Minggu, Ketua Majelis, Abdulmunim Oddat, dan beberapa anggota parlemen lainnya mencela ucapan sesat.
Juga tuduhan fitnah Al-Ajarmeh yang ditujukan kepada raja.
"Dengan ini saya menyatakan dukungan parlemen kepada raja terhadap semua upaya yang menargetkan prestisenya," katanya
"Kami menolak segala gangguan terhadap tatanan sosial kerajaan, keharmonisan kesukuan dan keluarga, dan perdamaian sosial," tambahnya.
"Hal itu merupakan dasar bagi keamanan dan stabilitas Jordania," ujarnya, sepreti dilansir kantor berita, Petra.
Pekan lalu, anggota parlemen memilih untuk membekukan keanggotaan Al-Ajarmeh selama setahun.
Baca juga: Jordania Buka Kembali Pos Perbatasan dengan Arab Saudi dan Suriah, Seusai Delapan Bulan Ditutup
Setelah dia tertangkap dalam video mengutuk sesi darurat untuk membahas pemadaman listrik nasional.
Anggota parlemen yang blak-blakan itu menuduh pemerintah sengaja menjerumuskan negara itu ke dalam kegelapan.
Dengan alasan untuk mencegah demonstrasi di Amman yang diselenggarakan oleh suku-suku Jordania.
Mereka berusaha agar duta besar Israel diusir karena kampanye pengeboman baru-baru ini di Jalur Gaza, Palestina.
Dengan keanggotaannya yang dibekukan, Al-Ajarmeh mengajukan surat pengunduran diri ke dewan.
Dia menyatakan kekecewaannya atas ketentuan konstitusional yang memberi raja kekuasaan untuk membubarkan parlemen.
Al-Ajarmeh kemudian terlihat di banyak video membuat pernyataan berani saat dikelilingi oleh para pendukungnya.
Dia mengancam akan mendirikan "sayap kanan radikal Jordania" dari suku dan tokoh mantan tentara.
Untuk memurnikan Amman dari elit liberal yang dia tuduh berada di belakang. kesengsaraan negara.
Baca juga: Jordania Siap Bantu Perjuangan Rakyat Palestina, OKI Sebut Israel Penjajah Palestina
Pemerintah mengatakan tidak akan mentolerir tindakan apapun yang mengancam stabilitas dan keamanan negara.
Ditambahkan, tidak ada seorang pun yang kebal hukum.
Sebuah sumber keamanan mengatakan badan-badan keamanan sedang menangani kerusuhan di pinggiran kota Naour yang melibatkan protes atas pemecatan Al-Ajarmeh.(*)