Internasional
Inggris Tarik Buku Sejarah di Seluruh Sekolah, Berisi Membela Perjuangan Palestina
Pemerintah Inggris menarik buku sejarah di seluruh sekolah menyusul tuduhan bias pro-Israel atau membela Palestina.
Panitia bekerja dengan Prof. John Chalcraft, yang mengajar sejarah dan politik Timur Tengah di London School of Economics.
Kemudian, Prof. James Dickins dari fakultas bahasa Arab di University of Leeds, untuk membandingkan edisi terbaru dari buku teks dengan salinan diganti.
Baca juga: Media Inggris Tuduh Qatar Bantu Jutaan Dolar ke Jaringan Al-Qaeda di Suriah
Chalcraft dan Dickins menghasilkan laporan yang mencantumkan hampir 300 revisi buku teks, menemukan sebagian besar suntingan mendukung perspektif pro-Israel.
“Revisi secara konsisten meremehkan dan menjelaskan kekerasan Yahudi dan Israel," ujar laporan itu.
"Sementara memperkuat dan meninggalkan kekerasan Arab dan Palestina yang tidak dapat dijelaskan,” tambah laporan itu.
“Mereka telah memperpanjang atau meninggalkan laporan utuh tentang penderitaan Yahudi dan Israel, sambil mengecilkan dan mengedit akun penderitaan Arab dan Palestina," urainya.
Chalcraft mengatakan periode sejarah ini harus dipelajari di sekolah-sekolah Inggris.
Dia menambahkan ini sangat jelas terkait dengan masa kini dan sangat penting untuk mendidik orang melalui materi yang seimbang.
Chalcraft dan Dickins mengatakan mereka berusaha keras untuk bersikap objektif ketika membandingkan dua edisi.
Dengan yang pertama menambahkan:
“Saya seorang peneliti dan pendidik yang kredibel tentang masalah Israel dan Palestina, dan memenuhi syarat untuk mengomentari sejarah mereka.”
Chalcraft mengatakan sementara versi aslinya cukup menggambarkan pemukim Yahudi sebagai mereka yang tinggal di pemukiman baru yang dibangun di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Teks yang diperbarui mendefinisikan mereka sebagai orang Yahudi yang kembali ke desa-desa tempat mereka diusir pada tahun 1948.
“Definisi ini adalah omong kosong sehubungan dengan mayoritas pemukim Yahudi yang tidak diusir pada tahun 1948,” tambahnya.
“Di buku aslinya ada foto anak-anak mengarungi air limbah di Gaza, dan di versi barunya hanya tertulis anak-anak di Gaza.” ujarnya.
Baca juga: Inggris Potong Bantuan ke Perempuan Suriah Tanpa Tempat Tinggal, Kekerasan Seksual Bakal Meledak
Pearson mengatakan sedang meninjau buku pelajaran sekali lagi.
“Kami akan mengumpulkan pandangan yang lebih luas," jelasnya.
"Kami akan mengambil tindakan jika ada lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mendapatkan keseimbangan itu dengan benar,” kata seorang juru bicara.(*)