Berita Aceh Singkil
Masjid Baiturrahim, Masjid Tertua Peninggalan Sang Datuk Singkil
Masjid Baiturrahim ini merupakan masjid tertua di Aceh Singkil, yang didirikan oleh Abdurrauf, Datuk Singkil.
Penulis: Dede Rosadi | Editor: Taufik Hidayat
Laporan: Dede Rosadi | Aceh Singkil
SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Masjid Baiturrahim di Desa Pasar, Kecamatan Singkil, Kabupaten Aceh Singkil, bentuknya miring akibat permukaan tanah yang jadi tempat berdirinya amblas saat gempa tsunami Aceh-Nias 28 Maret 2005.
Di belakangnya telah berdiri bangunan masjid dengan bagian dalamnya terlihat megah. Sementara bagian luarnya masih dalam tahap pembangunan.
Bangunan itu merupakan Masjid Baiturrahim yang baru. Dibangun untuk menggantikan masjid lama yang ada di bagian depan.
Masjid Baiturrahim merupakan masjid tertua di Aceh Singkil. Masjid tersebut didirikan Abdurrauf, Datuk Singkil.
"Itu (masjid Baiturrahim) memang masjid tertua di Aceh Singkil. Umurnya sudah ratusan tahun," kata Sekda Aceh Singkil, Drs Azmi, MAP, Minggu (13/6/2021).
Menurut Azmi, bentuk masjid Baiturrahim sudah bayak berubah dari aslinya. Peninggalan yang masih utuh dari bagian masjid hanya sumur bor.
"Yang utuh hanya sumur bor peninggalan jaman Belanda sampai sekarang airnya keluar dan sangat jernih tidak pernah berhenti," ujarnya.
Baca juga: Banda Aceh Zona Merah, Satgas Covid-19 Minta Semua Kegiatan Bersifat Keramaian Dihentikan Sementara
Baca juga: Kritisi Pembatasan Jam Malam Warkop, Jubir KPA: Memang Corona Ada Pada Malam Saja?
Baca juga: Polres Aceh Utara Tembak Tersangka Kasus Sabu di Kakinya, Berusaha Kabur dan Melawan Saat Ditangkap
Kendati bentuknya dan tempatnya berubah mengikuti perkembangan jaman. Namun namanya tidak berubah, tetap masjid Baiturrahim.
Alkisah perkembangan Islam pada awal abad ke-18 di Aceh Singkil, tempo dulu sangat pesat menuntut tersedianya tempat ibadah dan pusat pendidikan bagi umat.
Berdasar kondisi itulah, Datuk Singkil bersama rakyatnya tahun 1256 Hijriah atau 1836 Masehi, membangun masjid. Bangunan berkontruksi kayu kapur, meranti laut dengan atap daun rumbia dan ijuk diberinama masjid Baiturrahim yang terletak di pusat kerajaan Singkil Lama, sebelah barat Singkil.
Gempa bumi dan gelombang yang disebut-sebut berbarengan dengan meletusnya gunung Krakatau, di Selat Sunda, tahun 1883 meluluh lantak Singkil Lama.
Datuk Abdurrauf sebagai pemimpin hijrah ke New Singkil (Singkil saat ini) diikuti rakyatnya.
Atas prakarsa Datuk Abdurrauf tahun 1909 masjid Baiturrahim kembali didirikan di sebelah timur rumahnya.
Arsitektur masjid bergaya Timur Tengah dan Melayu Kuno dengan kontruksi bangunan dari kayu kapur, rasak, meranti, beratap seng dan lantai beton.
Baca juga: Pasien Covid-19 yang Meninggal Bertambah 14 orang, Ini Total Kasus di Aceh
Baca juga: Milisi Houthi Tak Pedulikan Nasib Warga Sipil Marib, 55 Rudal Ditembakkan, Ini Jumlah Korban
Baca juga: Ledakan Pipa Gas di Tengah Pasar Tewaskan 12 Pengunjung dan Lukai Ratusan Orang
Di masa kolonial Belanda, masjid juga berfungsi sebagai menjadi benteng pendangkalan aqidah oleh misionaris. Pemberi spirit dalam melepaskan diri dari kebodohan, kemiskinan dan ketidak adilan.
Bahkan secara diam-diam digunakan mengatur strategi melawan penjajah.
Pada tahun 1953 pascakemerdekaan ukuranya diperluas dari 17x17 meter, menjadi 20x30 meter. Masjid ini terus eksis sesuai perkembangan jaman.
Begitu pun ketika tahun 1999 Aceh Singkil mekar dari Aceh Selatan, Baiturrahim didapuk jadi masjid kabupaten.
Sayangnya bangunan berarsitektur klasik tersebut, mengalami rusak berat akibat gempa dan gelombang besar (tsunami) Aceh-Nias 28 Maret 2005.
Di tengah kesulitan masa rekontruksi, warga sepakat merehab masjid yang rusak agar bisa dipergunakan. Disaat bersamaan direncanakan membangun masjid baru mengganti yang rusak berukuran 37x37 meter.
Posisinya di belakang masjid lama. Pelan namun pasti setahap demi setahap masjid baru terus dibangun hingga aktifitas beribadah termasuk shalat Jumat, bisa dilakukan.
Baca juga: Pemko akan Sulap Peunayong Jadi Taman Bermain, Gedung Parkir, dan Wisata Kuliner, Ini Desainnya
Baca juga: Nurzahri jadi Juru Bicara Partai Aceh: Akun Facebooknya Dialihkan Jadi Corong Partai
Baca juga: Terlihat Makin Bahagia dan Cantik, Netizen Puji Penampilan Larissa Chou yang Kekinian
Sumber air untuk masjid Baiturrahim yang baru, tetap menggunakan sumur bor buatan jaman belanda.
Sehingga bangunan masjid boleh modern namun tetap merupakan bagian dari rangkain sejarah lahirnya Singkil masa kini.
Sayang posisi sumur bor yang airnya keluar tanpa bantuan mesin itu, berada di luar pagar, bahkan sangat dekat dengan badan jalan.
Kondisi itu dikhawatir keberadaan sumur bersejarah tak terjaga. Apalagi pagar yang mengeliling sumur tinggal tiang saja.(*)