Berita Lhokseumawe

Ini Testimoni Akademisi Unimal dan IAIN serta LSM Terkait Film Dokumenter “KPK The EndGame”

Usai nobar, panitia meminta tiga undangan memberikan testimoni terkait film “KPK the EndGame” tersebut.

Penulis: Jafaruddin | Editor: Saifullah
Foto Dok AJI Kota Lhokseumawe
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Lhokseumawe mengadakan nonton bareng film dokumenter "KPK The EndGame". 

Laporan Jafaruddin I Lhokseumawe

SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE – Akademisi dari Universitas Malikussaleh (Unimal) dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe serta LSM Anti Korupsi memberikan testimoni sesuai nontong bareng film dokumenter “KPK The EndGame” pada Jumat (18/6/2021). 

Nonton bareng film dokumenter “KPK The EndGame” diadakan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Lhokseumawe di Aula Meurah Silue Kampus Pascasarjana Universitas Malikussaleh (Unimal), Lancang Garam, Lhokseumawe.  

Panitia menerapkan protokol kesehatan Covid-19 yang ketat, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer. 

Hampir semua undangan menonton film tersebut sampai selesai sambil menyeruput kopi, menikmati kacang dan jagung rebus yang disediakan panitia.

Usai nobar, panitia meminta tiga undangan memberikan testimoni terkait film “KPK the EndGame” tersebut.

Baca juga: Elak Kendaraan di Depan, Xenia Tersangkut di Jembatan Jalan Nasional Grong-Grong Pidie

Baca juga: Bukan Temui Tiga Nelayan Aceh, Ternyata Ini Tujuan Staf UNHCR Datangi Lapas Kelas IIB Lhoksukon

Baca juga: Hasil Euro 2020 Portugal vs Jerman, Der Panzer Unggul Sementara 2-1 Lewat Gol Bunuh Diri Guerreiro

Antropolog Unimal, Teuku Kemal Fasya mengatakan film ini menceritakan sejarah lahirnya KPK.

Film dokumenter itu juga memberi gambaran yang semakin jelas tentang apa yang terjadi dengan bangsa ini.

“Jadi, problem terbesar yang kita hadapi yaitu masalah korupsi itu juga terjadi di tempat kita sendiri, dan juga tentang perilaku orang-orang di sekitar kita,” tuturnya.

Film ini seperti membuat semacam pola kesaksian bahwa memang harus melakukan pembelaan, dan Dandhy (Dandhy Dwi Laksono, salah satu pendiri Watchdoc Documentary Maker) sudah menunjukkan bahwa pembelaan itu karena KPK tentu sudah lepas dari urusan pro Jokowi ataupun pro yang lain. 

“Film ini  membuka mata kita secara jelas, seharusnya menjadi endless game (permainan tak berujung) atas perjuangan KPK. Mari kita beri aplaus untuk sebuah film yang bagus ini,” tambah Kemal Fasya.

Baca juga: Viral, Pengantin di Subulussalam Aceh Mirip Lesti Kejora, Begini Tanggapan Ayah Lesti dan Fansnya

Baca juga: Tips Wajah Mulus dan Aman dari Flek, Simak 3 Langkah Mudah Mengatasinya

Baca juga: Kasus Positif Corona Terus Bertambah, Begini Grafik Kasus Covid di Lhokseumawe Pada 1-19 Juni 2021

Sementara itu, Aktivis Antikorupsi, Muslem Hamidi menilai, film “KPK the EndGame” salah satu wujud keresahan publik melihat kondisi terkait isu pemberantasan korupsi. 

Menurut Muslem, film dokumenter tersebut sudah dikemas dengan baik, sehingga mampu menampakkan kepada publik bahwa peristiwa selama ini yang terjadi dalam perjuangan pemberantasan korupsi sangat tidak mudah.

“Berbagai macam hambatan yang dialami beberapa pegawai KPK hingga hari ini mereka disingkirkan oleh beberapa pihak yang sejak dulu secara masif berupaya melemahkan institusi KPK,” ujar Koordinator LSM Gerakan Keadilan dan Transparansi (GerTaK) itu.

Muslem menyebut, produksi film seperti itu sebagai jalur informasi penyeimbang, sehingga Presiden bisa menerima masukan publik dan memahami bagaimana situasi sebenarnya. 

“Karena pemberantasan korupsi itu tujuan yang sangat mulia, untuk mewujudkan kesejahteraan bagi segenap kehidupan bangsa Indonesia,” paparnya. 

Baca juga: Lucinta Luna Punya Pacar Baru, Akui Dirinya Model Internasional, Pria Asal Turki Itu Pun Percaya

Baca juga: DKP Temukan 16 TPI di Pidie Rusak, Ternyata Satu Telah Diusulkan Dana ke Kementerian 

Baca juga: Yuk, Simak Cara Menjaga Kesehatan Paru-paru, Ada Tomat hingga Bit, Begini Mengolahnya

“Ini harus dipegang teguh oleh Presiden karena tidak ada satu bangsa di dunia ini yang akan maju dan sejahtera  apabila angka kejahatan masih tinggi, dan korupsi adalah kejahatan luar biasa,” tukas dia. 

“Dengan film dokumenter ini kita dapat mengetahui, apakah KPK saat ini masih sejalan dengan semangat perjuangan anti korupsi atau tidak,” ucapnya. 

Meskipun sebenarnya merasa pesimis, namun semua pihak harus tetap optimis, pemberantasan korupsi bisa dilakukan bersama, tidak hanya berharap pada satu institusi seperti KPK

“Semangat itu harus tertanam di dalam diri kita ini,” tambah Muslem.

“Ketika KPK itu dilemahkan, kita harus perjuangkan agar dikuatkan kembali. Di satu sisi ada yang melemahkan KPK,” urainya.

Baca juga: Universitas BBG Serahkan Donasi untuk Palestina Rp 10 Juta, ACT Putar Video Kondisi Palestina

Baca juga: Polda Aceh Bantah Sertifikat Vaksinasi Covid-19 Jadi Syarat Buat SIM & SKCK, Kabid Humas: Itu Hoaks

Baca juga: J&T Terus Perketat Pengiriman Setiap Paket & Kooperatif Setiap Diminta Bantu Pengungkapan

“Disitulah peran masyarakat untuk menguatkan KPK, sehingga kita tidak pesimis dalam pemberantasan korupsi ke depan,” pungkas mantan Ketua BEM Unimal ini.

Sementara itu, Ketua Pengurus Cabang NU Kota Lhokseumawe, Tgk M Rizwan Haji Ali mengatakan, dengan menonton film “KPK the EndGame”, publik mendapatkan gambaran bagaimana tersanderanya KPK saat ini dalam politik yang berkembang.

“Mudah-mudahan Indonesia menjadi lebih baik, dan lekas sembuh dari situasi yang kita hadapi saat ini. KPK menjadi lebih kuat, dan tokohnya lebih baik di masa mendatang,” ucap Tgk M Rizwan Haji Ali.

Dekan Fakultas Syariah IAIN Lhokseumawe, Muhammad Syahrial Razali Ibrahim akrab disapa Ustaz Syahrial menilai, “KPK the EndGame” itu adalah film dokumenter yang bagus dan perlu ditonton oleh banyak kalangan sebagai bentuk kritikan atas penyalahgunaan kekuasaan dan kepedulian atas problem korupsi bangsa ini yang sudah akut.

“Sebagaimana kita tahu bahwa korupsi merupakan kejahatan yang memiliki dampak sangat luas. Bukan hanya pada tataran ekonomi dan keuangan, tapi berembes pada ranah sosial, politik, termasuk pendidikan,” katanya. 

Baca juga: Covid-19, Wan Abud Meninggal, Ayu Azhari Kenang Sosok yang Terkenal dengan Jargon Ente Bahlul Ini

Baca juga: Lapor Persiapan Tuan Rumah PON 2024, Abu Razak Temui Ketua Umum KONI Pusat

Baca juga: Parah, Kios e-Warung Diduga Salurkan Buah Busuk Hingga Sayur tidak Segar, Begini Sikap Pemerintah

Bahkan, lebih buruk dari itu semua, korupsi mengubah budaya dan karakter bangsa yang humanis dan saling peduli menjadi masyarakat yang individualis, tamak, dan hanya mementingkan diri sendiri. Maka wajar Islam memvonis korupsi ini sebagai sebuah dosa besar.(*) 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved