Penerbangan Garuda Disetop
Hong Kong Setop Penerbangan Garuda Indonesia dari Jakarta Mulai 22 Juni-5 Juli 2021, Ini Penyebabnya
Otoritas kesehatan Hong Kong menyatakan, tak ada satu pun dari ketujuh orang tersebut yang menunjukkan gejala sakit....
Tak hanya itu, Kartiko juga mengisyaratkan untuk berdiskusi dengan pihak lessor supaya dapat menyewa pesawat dengan hitungan per jam, sehingga pihaknya tidak dikenakan biaya jika pesawat tidak beroperasi.
"Ini kesempatan pula untuk mereformasi bisnis airlines, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia. Kami mencoba untuk menawarkan ini kepada lessor," sambungnya.
Di saat yang sama, pihaknya juga tengah menghitung jumlah pesawat yang dapat dipertahankan supaya tetap bisa beroperasi dalam kondisi minimal.
Ia menilai jenis pesawatnya terlalu banyak, contoh ada Boeing 737, Boeing 777, Airbus A320, A330, ATR, dan Bombardier.
Saat ini, Garuda Indonesia beroperasi minimal dengan 50 pesawat. Selebihnya, beberapa pesawat Garuda ditahan (grounded) oleh pihak lessor karena perseroan menunda pembayaran sewa pada pihak lessor.
Tak hanya itu, Kartiko juga mengatakan BUMN akan melakukan komunikasi dengan pemegang saham lain seperti Trans Airways milik Chairul Tanjung, untuk membicarakan opsi lain penyelamatan GIAA.
"Kami excercise dengan waktu ini akan lakukan diskusi lagi untuk lihat opsinya. Saat ini, ada penundaan pembayaran kepada investor dan secara legal kami harus menempuh langkah untuk memproteksi cashflow GIAA," sambungnya.(*)
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul ‘Hong Kong menghentikan sementara penerbangan Garuda Indonesia dari Jakarta'
