Kupi Beungoh

Aceh Harus Waspada Hadapi Serbuan Covid-19 Varian Delta Asal India

ciri khas COVID-19 varian delta asal negara Bollywood. Varian delta ini sangat mudah menular dan mudah menginfeksi banyak umat manusia

Editor: Muhammad Hadi
Republic World
Varian Delta Virus Corona asal India lebih berbahaya. Aceh harus waspada dari virus varian baru itu 

Oleh: dr. Murtaza dan Dr.dr.Budi Yanti, Sp.P(K) *)

Berdasarkan data bulan Mei 2021, COVID-19 telah menyebabkan penderitaan pesakitan pada 167 juta lebih masyarakat dunia dan menyebabkan 3,48 juta kematian.

Di Indonesia per 26 Mei 2021 data penderita COVID-19 terkonfirmasi sebanyak 1.786.187 dan sekitar 49.627 jiwa meninggal dunia,

Sementara di Aceh sendiri jumlah yang terkonfirmasi sebanyak 13.581 kasus serta terdapat 552 kematian.

Tidak menutup kemungkinan, angka kesakitan dan kematian ini akan terus meningkat.

Apalagi mulai muncul berbagai varian baru dari virus ini yang sifatnya sangat menular dan dengan manifestasi klinis penyakit yang lebih parah.

Sudah menjadi sunnatullah dalam kehidupan virus, dan sama seperti kehidupan biologis virus lainnya, penyebab COVID-19 ini, yaitu virus SARS-CoV-2 juga memiliki kemampuan untuk bermutasi (merubah materi genetik baik ditingkat gen maupun kromosom).

Baca juga: Sangat Menular, Meski Cuma Berdekatan 5-10 Detik, Seseorang Bisa Tertular Corona Varian Delta

Perubahan pada protein penyusun tubuh virus ini menyebabkan perubahan pada materi genetik yang menyebabkan virus menjadi lebih sulit untuk dikenali oleh sistem pertahanan tubuh manusia dan lebih kebal terhadap beberapa jenis obat yang telah diberikan sebelumnya.  

Tentu saja mutasi ini disebabkan karena berbagai faktor salah satunya adalah tekanan dari lingkungan dan manusia, sehingga virus membutuhkan cara lain agar tetap eksis menimbulkan penyakit pada tubuh.

Virus berusaha mengubah protein penyusun tubuhnya agar masih tetap bisa menginfeksi manusia meskipun dalam jumlah yang sedikit.

Virus berusaha memanipulasi sistem pengawal kekebalan tubuh manusia dan menghambat antibodi.

Virus menyembunyikan protein spike yang bertugas untuk berikatan dengan sel tubuh kita di saluran pernapasan.

Semakin bagus perubahan yang terjadi pada protein Spike ini, semakin ganas virus akan menggila di dalam tubuh manusia karena virus dapat aman dari tangkapan antibodi sistem pertahanan tubuh.

Dan inilah salah satu ciri khas COVID-19 varian delta asal negara Bollywood. Varian ini sangat mudah menular dan mudah menginfeksi banyak umat manusia.  

Baca juga: Varian Delta Mulai Mendominasi, IDI Minta Pemerintah Tutup Pintu Masuk Indonesia

Dari banyaknya jenis mutasi baru, WHO mengklasifikasi beberapa varian yang masuk ke dalam VoC (Variant of Concern) dan VoI (Variant Of Interest).

VoC (Variant of Concern) yaitu varian yang menunjukkan bukti peningkatan penularan, penyakit yang lebih parah (misalnya, peningkatan rawat inap atau kematian).

Penurunan yang signifikan dalam netralisasi oleh antibodi yang dihasilkan selama infeksi atau vaksinasi sebelumnya, penurunan efektivitas pengobatan atau vaksin, atau kegagalan deteksi diagnostik.

Beberapa varian baru tersebut antara lain:

1.      B.1.1.7

Disebut juga varian Inggris, memiliki beberapa sifat seperti 50% lebih menular, meningkatkan keparahan dan kematian.

Namun masih efektif dengan pemberian vaksin dan perlindungan yang diberikan oleh antibodi.

2.      B.1.351

Disebut juga varian Afrika Selatan atau varian raja, hal ini disebabkan virus ini terbukti melemahkan dan mengurangi efek perlindungan dari vaksin.

Tingkat penularan 50% lebih infeksius, dan menurunkan efektifitas obat secara signifikan pada pengobatan COVID-19.

3.      P.1

Varian ini ditemukan di negara Brazil, penelitian menunjukkan bahwa jenis ini 1,7 sampai 2,4 kali lebih mudah ditularkan daripada virus lainnya.

Baca juga: 3 Gejala Utama dan 6 Gejala Subtipe Virus Corona, Ini yang Harus Dilakukan Bila Terpapar Covid-19

Mutasi dari virus ini berpotensi membuatnya lebih kebal sehingga membuat beberapa vaksin tidak efektif.

Sedangkan VoI (Variant Of Interest) yaitu varian yang telah ditandai dan dikaitkan dapat melakukan perubahan pada materi genetik.

Menurunkan efektifitas antibodi yang terbentuk sebelumnya baik dari infeksi maupun dari pemberian vaksin.

Mengurangi efektifitas pengobatan dan diprediksi dapat meningkatkan penularan atau keparahan penyakit.

Diantara beberapa jenis dari varian ini, varian India (B.1.617.2 dan B.1.617.3) merupakan varian yang sangat banyak dilakukan penelitian dan mendapat perhatian belakangan ini.

Hal ini tidak lepas dari banyaknya kasus dan kematian akibat covid-19 dalam beberapa bulan terakhir di India.

Para peneliti menyebutkan jenis ini dapat menurunkan efektifikas pengobatan dan efek perlindungan dari vaksinasi.  

Baca juga: Virus Covid-19 Varian Delta Lebih Cepat Menular, Ciri-ciri Gejalanya Mirip Pilek Musiman

Rapat Koordinasi Satgas COVID-19 National tanggal 22 Mei 2021 menyebutkan bahwa dari beberapa varian baru virus corona yang yang pertama kali terdeteksi di luar negeri.

Terdapat dua varian yang paling banyak ditemukan di Indonesia, yaitu varian Inggris (B.1.1.7) dan varian India ((B.1.617.2).

Tanda dan gejala pada jenis COVID-19 sebelum dan sesudah mutasi umumnya sama, yaitu berupa demam, batuk, hilang rasa, hilang penciuman, sakit kepala, diare, nyeri kerongkongan, konjungtivitis (sakit mata), ruam kulit, dan perubahan warna jari tangan dan kaki.

Namun yang membedakan, yaitu intensitas gejala yang diderita biasanya lebih berat, lebih lama, dan lebih berisiko.

Perbedaannya hanya pada sangat menular; VoC (Variant of Concern) dan sangat tidak respon dengan pengobatan; VoI (Variant Of Interest)

Dalam upaya melawan pandemi COVID-19, Indonesia sudah menjalankan program vaksinasi nasional secara bertahap sejak awal tahun lalu.

Sebanyak 24,826,221 penduduk telah divaksin dengan menggunakan salah satu dari dua jenis vaksin yaitu Sinovac dan AstraZeneca.

Laporan Lembaga Kesehatan Inggris (PHE) pada 16 Mei 2021, menyebutkan bahwa dua dosis vaksin Astra Zeneca secara efektif 66 persen mengurangi gejala kesakitan dari varian Inggris (B.1.1.7) dan 60 persen efektif mengurangi gejala kesakitan dari varian India (B.1.617.2) setelah 3 minggu penyuntikan.

Baca juga: Gubernur Aceh Sudah Negatif Covid-19, Sampaikan Terima Kasih Atas Doa Masyarakat Aceh

Namun kurang efektif untuk varian Afrika Selatan (B.1.351).

Untuk jenis vaksin Sinovac dilaporkan dapat memberikan nilai efikasi yang sama untuk varian Inggris dan India, dan diketahui efektif dalam melawan strain virus baru untuk varian Afrika Selatan.

Namun antibodi yang didapat tidak dapat memberikan perlindungan secara maksimal.

COVID-19 ini terus menyebar di dunia dan mutasi dari varian-varian barunya sudah mulai memasuki Indonesia.

Oleh sebab itu, alangkah baiknya pemerintah dengan cepat mengambil tindakan segera mengantisipasi agar Aceh tidak chaos sebagaimana di beberapa kota besar di Indonesia.

Beberapa langkah berikut yang harus segera dilakukan adalah:

1.       Pemerintah segera melakukan percepatan vaksinasi dengan maksimal agar vaksinasi tercapai di semua target populasi.

2.       Tetap mewajibkan seluruh masyarakat agar memakai masker yang menutupi hidung dan mulut untuk membantu melindungi diri sendiri dan orang lain.

3.       Tetap mewajibkan seluruh masyarakat agar menjaga jarak yang terpisah 6 kaki atau minimal dua meter dari orang lain.

4.       Tetap mewajibkan seluruh masyarakat untuk Hindari keramaian dan melakukan kegiatan ruang dalam ruangan yang berventilasi buruk.

5.       Tetap mewajibkan seluruh masyarakat untuk selalu mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir. Menggunakan pembersih tangan jika sabun dan air tidak tersedia.

6.       Melakukan pelacakan (tracing) dan pemeriksaan (testing) yang lebih massif  agar kasus varian baru ditemukan sedini mungkin.

7.       Pemerintah Aceh menutup semua pintu jalur masuk ke Aceh terutama semua kendaraan yang berasal dari pulau Jawa, kota-kota besar di Indonesia maupun luar negeri.

Karena sudah terbukti bahwa varian India ini sudah mengganas di sana.

Pelaksanaan vaksinasi COVID-19 bertujuan untuk memutus rantai penularan penyakit dan menghentikan pandemi COVID-19.

Baca juga: Pergi Bermalam Minggu Naik Sepmor, Pemuda di Aceh Singkil Menghilang

Vaksin ini bermanfaat untuk memberi perlindungan bagi tubuh agar tidak rentan terinfeksi COVID-19.

Dengan cara menimbulkan atau merangsang terbentuknya sistem kekebalan spesifik, yaitu antibodi dalam tubuh, dan pada mereka yang sudah mendapatkan vaksin meskipun terinfeksi virus ini lagi.

Umumnya derajat berat penyakit yang diderita rata-rata adalah lebih ringan.

Pelayanan vaksinasi COVID-19 dilakukan oleh dokter, perawat atau bidan yang memiliki kompetensi vaksinasi dan sudah mulai dilaksanakan di fasilitas pelayanan.

dr Murtaza dan Dr dr Budi Yanti Sp.P(K), KSM/Bagian Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi
FK Unsyiah-RSUD Dr Zainoel Abidin, Banda Aceh
dr Murtaza dan Dr dr Budi Yanti Sp.P(K), KSM/Bagian Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FK Unsyiah-RSUD Dr Zainoel Abidin, Banda Aceh (FOR SERAMBINEWS.COM)

Mulai dari tingkat puskesmas, rumah sakit daerah dan provinsi maupun milik masyarakat/swasta yang memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan oleh Kementerian Kesehatan Indonesia.

Oleh karena itu, marilah kita semua bersama-sama mendukung pemerintah untuk mengikuti program vaksin agar dapat menurunkan angka kesakitan yang ditimbulkan dari pandemi COVID-19 ini.

Bersama-sama dapat menghadang serangan COVID-19 asal Bollywood yang mulai menggila.

*) PENULIS adalah KSM/Bagian Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FK Unsyiah-RSUD Dr Zainoel Abidin, Banda Aceh

KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.

Baca juga: India Temukan 40 Kasus virus Corona Delta Plus yang Lebih Mudah Menular

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved