Berita Pidie Jaya
Maknyusnya Martabak Kepiting Asal Pijay, Bermula dari Coba-coba Kini Jadi Kuliner Incaran Konsumen
Di situlah, ayah tiga anak ini meracik menu kuliner langka dan unik yaitu, martabak kepiting.
Penulis: Idris Ismail | Editor: Saifullah
Laporan Idris Ismail I Pidie Jaya
SERAMBINEWS.COM, MEUREUDU - Tak jauh dari pusat ibu kota Pidie Jaya, persisnya di Gampong Deah Pangwa, Kecamatan Trienggadeng, perhatian langsung tertuju pada warung sederhana milik Zulfikar bin Nurdin (37) yang diberi nama warung 'ATA WALY'.
Di situlah, ayah tiga anak ini meracik menu kuliner langka dan unik yaitu, martabak kepiting.
Kini, usahanya itu kerap didatangi para konsumen dari berbagai kabupaten, terutama warga lokal, Pijay serta kabupaten/kota lainnya.
Seperti halnya, Pidie, Bireuen, Aceh Utara, Langsa, Banda Aceh, Sabang dan bahkan kini tamu dari sebelah timur Aceh, Medan, Sumatera Utara kerap menyambanginya seraya menuju Kutaraja, Banda Aceh.
"Awalnya menu martabak bieng atau kepiting ini saya coba-coba pada awal bulan suci Ramadhan 1442 H lalu, dengan menggunakan kepiting," sebut Bang Zul--sapaan akrab Zulfikar kepada Serambinews.com, Selasa (29/6/2021).
Sambil menjelaskan asal mula kuliner unik tersebut, tangan Bang Zul tampak cekatan menyiapkan martabak kepiting untuk sejumlah pemesanan dari Aceh Utara dan Bireuen.
Baca juga: VIDEO Rujak U Groh, Kuliner Khas Aceh Isinya Batok Kelapa
Baca juga: Cecah Menet, Kuliner Khas Gayo yang Berkhasiat
Baca juga: Kemenkumham Aceh Ajak Patenkan Sie Reuboh, Ini Resep dan Kisah Lengkap Kuliner Khas Aceh Besar Itu
Diakui Bang Zul, ia telah melakoni usaha martabak ini sejak kelas VI SD dengan membantu ayahnya, Tgk Nurdin saat berjualan di pusat ibu kota Pijay, Meureudu.
Beranjak dari 'jam terbang' tinggi dan pengalaman meracik martabak bersama sang ayah dulu, kini dia melakoni pekerjaan itu demi menafkahi keluarganya.
Bang Zul kerap bereksperimen untuk menciptakan cita rasa martabak buatannya.
Ia pernah meracik menu martabak dengan menggunakan berbagai jenis daging ikan. Namun, belum menemukan cita rasa yang khas.
Akhirnya, persis di awal Ramadhan lalu, ia terinspirasi dengan racikan memakai bahan daging kepiting.
Saban hari, Bang Zul mempersiapkan bahan baku utama layaknya martabak pada umumnya.
Baca juga: Puluhan THL Lingkup Dinkes Pijay Audiensi ke Dewan, Ini Tuntutan Mereka
Baca juga: VIDEO Wabup Pijay Akan Tindak Tegas ASN yang tak Ikut Instruksi Vaksinasi Massal
Baca juga: Kemenag Pijay Salurkan Dana Kemanusian Peduli Palestina
Khusus untuk martabak kepiting ini, setiap hari ia persiapkan 15 sampai 17 Kg kepiting yang dipesan dari petani tambak lokal dengan berbagai ukuran dan harga.
Selain itu, satu porsi martabak ini membutuhkan dua telur ayam ras sehingga setiap harinya 120 butir telur wajib disiapkan untuk membuat kuliner khas tersebut.
Tak ayal, pesanan martabak kepiting yang lagi viral saat ini menjadi menjadi ingatan para konsumen yang penasaran dengan cita rasa yang unik dan khas ala Pijay.
Satu porsi martabak kepiting, rata-rata dijual mulai Rp 25.000 hingga Rp 35.000.
Soal harga sangat tergantung pada kualitas dan bentuk ukuran besar kecilnya kepiting.
Untuk menikmati lebih lezat, maka martabak kepiting tersebut harus disantap dalam kondisi masih hangat.
Baca juga: Ragam Resep Camilan Praktis dan Enak, Tahu Aci Popcorn, Martabak Telur dan Pisang Goreng Kipas Keju
Baca juga: Cara dan Resep Lengkap Membuat Martabak Manis Mini, Lembut Hingga Jadi Kudapan Enak
Baca juga: Warung Martabak Disidak Satpol PP dan Polisi, Nekat Beroperasi Saat Malam Tahun Baru
"Usaha ini saya mulai dari pukul 16.30 WIB hingga 02.00 WIB dini hari, dengan melibatkan tiga tenaga kerja lokal,"ujarnya.
Mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Pijay, Ramli Daud SH MM selaku pennikmat kuliner lokal itu secara bersahaja kepada Serambinews.com, Selasa (29/6//2021), mengatakan, kuliner unik ini dapat menjadi ikonnya makanan khas Pijay.
“Ini bias menjadi kuliner khas baru di Pijay setelah sebelumnya ada kue adee Kak Nah yang telah familiar di mata masyarakat Aceh,” ujar Cek Ram—sapaan akrab Ramli Daud.
"Saya harap, kuliner martabak bieng (kepiting) ini bisa menjadi salah satu makanan khas asal Pijay yang digemari oleh tamu pendatang dari berbagai pelosok daerah di Aceh,” harap dia.
“Bahkan, jika perlu go nasional dan internasional, apalagi ini benar-benar makan unik dan langka," ungkap Cek Ram sembari melahap martabak kepiting dalam hidangan di piring.(*)