Kupi Beungoh

Ekonomi Gampong Bakongan: Aceh, ‘Daerah Modal’ Sawit & Kebutuhan Minyak Nabati Global Abad XXI (IV)

Asbabun nuzul kelapa sawit yang ditanam di Bakongan hari ini sesungguhnya punya sejarah panjang.

Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM/Handover
Prof. Dr. Ahmad Human Hamid, MA, Sosiolog dan Guru Besar Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. 

Pengulangan Sejarah: Sawit Sebagai Plihan Minyak Nabati Global Abad XXI

Minyak sawit sebagai bahan konsumsi pangan Timur Tengah dan Afrika semenjak 5 000 yang lalu, yang awalnya hanya untuk kebutuhan susbisten dan perdagangan barter, oleh para pedagang kolonial telah dirobah menjadi komoditi penting pada abad ke 18 dan 19.

Ketika revolusi indusri di Inggris dan sebagian Eropa terjadi, minyak sawit disamping digunakan untuk konsumsi, juga digunakan sebagai alat lubrikasi mesin-mesin industri.

Dalam perkembangannya sampai hari ini dengan berbagai riset dan pengembangan telah menghasilkan semakin banyak produk yang berbasis sawit.

Bahkan adalah Uni Eropa paling gemar menggunakan minyak sawit sebagai bahan bakar untuk mengurangi emisi karbon yang semakin menggila.

Di sebalik kemajuan itu, dalam 50 tahun terakhir telah terjadi perobahan besar dalam kemajuan peradaban manusia.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, jumlah penduduk miskin dunia turun bahkan mendekati 10 persen.

Kalau saja dunia tidak dilanda pandemi, barangkali dalam tempo 10 atau 20 tahun lagi kemiskinan akan menjadi “tontonan” untuk  kunjungan turis mancanegara, karena memang kemiskinan akan menjadi sejarah.

Cina, India, negara-negara Asia, Afrika, yang dahlunya sangat sering berasosiasi dengan kemiskinan, kini telah berangsur maju.

Kelas menengah dunia yang pada tahun 2009 masih berjumlah 1,8 miliar jiwa, pada tahun 2020 kemarin telah bertambah menjadi 3,2 miliar.

Sekalipun pekembangan ekonomi dunia akibat pandemi Covid-19 terasa berat, namun begitu pulih dalam satu atau dua tahun yang akan datang, jumlah kelas menengah dunia akan bertambah menjadi 4,9 miliar pada tahun 2030.

Konsentrasi pertambahan kelas menengah global umumnya akan terjadi di kawasan Asia-Pasifik, untuk kemudian akan diikuti oleh Amerika Latin, Eropa Timur, dan Afrika.

Diantara semua negara di dunia, pertambahan kelas yang menengah yang paling mencolok adalah Cina dan India, dengan jumlah populasi secara berturut-turut adalah 1,43 miliar dan 1,37 miliar.

Dalam konteks minyak sawit, kedua negara itu saat ini adalah berstatus pegimpor terbesar minyak sawit di dunia.

Cina dan India adalah gambaran mayoritas masyarakat yang naik kelas dari status miskin-menjadi menengah, untuk kemudian sebagiannya menjadi kaya, dan sangat kaya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved