Ini Identitas 7 Jenazah Korban Tenggelamnya KMP Yunicee di Bali, 41 Orang Selamat Sudah Dievakuasi

Pihak Rumah Sakit Umum (RSU) Negara telah menerima sebanyak 7 orang jenazah korban tenggelamnya kapal KMP Yunicee yang tenggelam di perairan selat

Editor: Faisal Zamzami
Kolase/ Istimewa
Korban selamat KMP Yunicee tenggelam mulai dievakuasi ke Pelabuhan Gilimanuk, Bali. 

SERAMBINEWS.COM, NEGARA - KMP Yunicee yang tenggelam di perairan Selat Bali mengagetkan publik, Selasa (29/6/2021) malam.

Kapal itu tenggelam saat mengantri untuk bersandar di Pelabuhan Gilimanuk, Bali.

KMP Yunicee dihantam ombak tinggi hingga menyebabkan kapal tersebut tenggelam.

Sejauh ini, ada tujuh korban yang dipastikan meninggal akibat tenggelamnya KMP Yunicee

Pihak Rumah Sakit Umum (RSU) Negara telah menerima sebanyak 7 orang jenazah korban tenggelamnya kapal KMP Yunicee yang tenggelam di perairan selat Bali, Rabu 30 Juni 2021. 

Satu orang korban, dibawa ke rumah sakit sekitar pukul 07.00 Wita tadi pagi. 

Menurut data yang berhasil diperoleh dari RSU Negara, total ada 7 jenazah yang sudah diterima pihak rumah sakit. 

Dari tujuh jenazah yang sudah dievakuasi ke rumah sakit, dua jenazah diantaranya belum diketahui identitasnya.

Berikut identitas para korban meninggal:

 1. Abdul Koyun (L) umur 54 tahun asal Purwodadi Atara (24)

2. Ariana Niken (P) umur 23 tahun asal Dusun Keraton Rt 02 Rt 04 Desa Kabat Banyuwangi

3. Diah Ari Meiyana (P)  umur 39 tahun asal Jalan Gajah Mada Lingkungan Dangin Sema Karangasem

4. Sri Rahayu (P) umur 66 tahun alamat Loloan Barat Negara

5. Alifiah Putri Sugiarti (P) umur 19 tahun alamat Denpasar Selatan

6. Tidak teridentifikasi (Mr.X)

7. Tidak teridentifikasi (Mrs.X)

Dua jenazah yang disebutkan terakhir hingga saat ini masih belum teridentifikasi.

Pelaksana TugasTugas (Plt) Direktur RSU Negara, dr Ni Putu Eka Indrawati mengungkapkan, hingga saat ini sudah ada tujuh jenazah korban tenggelamnnya KMP Yunicee di perairan Gilimanuk.

Satu jenazah korban kapal tenggelam tiba sekitar pukul 7 pagi tadi.

"Total ada 7 saat ini. Kemarin ada 6 jenazah dan satu jenazah datang sekitar pukul 07.00 pagi tadi," ungkap dr Eka saat dikonfirmasi, Rabu 30 Juni 2021.

Dia melanjutkan, dari tujuh jenazah yang dievakuasi, ada dua jenazah yang masih berstatus Mr X atau tak dapat teridentifikasi. 

Kemudian, dari total 7 jenazah, empat diantaranya telah dijemput oleh pihak keluarganya untuk dibawa ke rumah duka masing-masing. 

Disingung mengenai korban selamat yang sempat dirawat di RSU Negara?

dr Eka menyebutkan, ada satu orang korban selamat yang datang ke RSU Negara dan sudah pulang.

"Korban yang selamat sudah pulang, kemaren cuma datang satu orang aja ke RS," tandasnya.

41 Orang Selamat Sudah Dievakuasi

KMP Yunicee dihantam ombak tinggi hingga menyebabkan kapal tersebut tenggelam.

Menurut Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi, Letkol Marinir Benyamin Ginting, akibat terjangan ombak itu kapal oleng dan akhirnya tenggelam

"Gelombang tinggi tiga sampai lima meter. Kapal ini terseret arus ke selatan" katanya.

"Kemungkinan itu yang menyebabkannya," kata Benyamin di Pelabuhan Ketapang, Selasa malam.

Perkembangan sementara peristiwa kapal feri Yunicee yang tenggelam di dekat pelabuhan Gilimanuk Bali, sebanyak 41 orang penumpang selamat sudah dievakuasi ke Ketapang Banyuwangi.

Terdapat 41 orang korban selamat kapal Yunicee tenggelam yang sudah dievakuasi dan dibawa ke Pelabuhan Ketapang.

Rinciannnya 17 orang diangkut dengan menumpang kapal Samudera Utama, dan 23 orang korban lainnya dibawa dengan menumpang kapal SMS Swakarsa.

Berdasarkan informasi terdapat enam korban meninggal dunia dan dievakuasi di  Puskesmas Gilimanuk Bali.

Hingga saat ini proses evakuasi masih terkendala cuaca buruk dengan tinggi gelombang mencapai 4 meter.

Ginting mengatakan, proses evakuasi sempat terkenda  cuaca buruk dan tingginya ombak. 

Selain itu kondisi dipersulit dengan penerangan yang minim. 

Berdasarkan manifes sementara KMP Yunicee mengangkut 41 penumpang dan 12 anak buah kapal (ABK).

Diperkirakan terdapat beberapa penumpang yang masih belum ditemukan. 

Penumpang yang selamat dirawat sementara di ruang tunggu penumpang Pelabuhan Ketapang

Penumpang yang mengalami luka parah dan membutuhkan pertolongan cepat langsung dikirim ke rumah sakit. 

"Evakuasi korban yang selamat di ruang tunggu penumpang" katanya.

Yang butuh perawatan intensif dibawa ke rumah sakit," kata Kabagops Polresta Banyuwangi Kompol Agung Setya Budi. 

Pelabuhan Ketapang Banyuwangi hingga kini menyiagakan empat ambulans.

Baca juga: KMP Yunicee Tenggelam di kawasan Pelabuhan Gilimanuk, 6 Orang Meninggal Dunia

Baca juga: KMP Yunicee Tenggelam Saat akan Bersandar di Pelabuhan Gilimanuk Bali, Sejumlah Penumpang Meninggal

Cerita Korban Selamat

1. Taufik tendang lemari pelampung

Saat kejadian, banyak penumpang panik karena tidak ada pemberitahuan atau peringatan bahwa kapal akan tenggelam.

Hal ini dialami Taufik, warga Kabupaten Jember yang hendak ke Denpasar, Bali

"Saat itu orang-orang bingung karena tidak ada peringatan apapun. Seperti sirine atau apa tidak ada. Saya hanya melihat petugasnya lari-lari," kata Taufik. 

Banyak penumpang panik karena kapal tiba-tiba terus miring ke kiri dan akhirnya terbalik.

"Saya mendengar orang berteriak pakai pelampung. Saya cari di lemari tapi tidak bisa dibuka oleh petugasnya.

Saya tendang saja lemarinya akhirnya bisa dibuka dan saya dapat pelampung," tutur Taufik. 

"Saat itu saya hanya berpikir bagaimana caranya selamat," imbuhnya. 

Kapal terus miring ke kiri hingga akhirnya Taufik memberanikan diri untuk keluar dari kapal

Setelah kapal terbalik banyak penumpang yang terapung di laut dalam keadaan gelap.

2. Sukro 20 menit terapung di laut

Situasi ini juga dirasakan Sukro (44) warga Srono, Kabupaten Banyuwangi. 

Menurut Sukro, saat kapal miring dirinya sempat mengambil pelampung dan langsung meloncat ke laut.

Dia mengaku hampir 30 menit terapung di laut hingga akhirnya ditolong oleh kapal lain. 

"Sekitar setengah jam saya terapung, hingga akhirnya ada kapal lewat, saya teriak minta tolong.

Alhamdulillah saya bersyukur masih diberi keselamatan," pungkasnya.

3. Usniadi pakai ember selamatkan 2 orang

Terpisah, Usniadi, menceritakan peristiwa nahas yang menimpa kapal yang ditumpanginya.

Usniadi menuturkan, tidak ada tanda-tanda maupun pemberitahuan sebelum kapal tenggelam.

Ia baru saja menyelesaikan salat maghrib saat menyadari kapal dalam kondisi miring setelah ada suara seperti mesin yang mau mati.

Secepatnya ia bergerak naik ke atas kapal.

Detik-detik sebelum melompat ke tengah laut, ia sempat terseok-seok dan mencoba mengambil baju pelampung untuk menyelamatkan diri.

Suasana di dalam kapal mencekam, sebab semua berupaya menyelamatkan diri.

Pelampung berserakan dilempar ke laut.

“Jadi pelampung berserakan dibuang ke lautan. Saat itu meski kapal sepertinya mati. Karena sempat di tengah laut sebelum miring kapal sempat dudut dudut, begitu,” ucapnya.

Tanpa berpikir panjang, ia lalu menceburkan diri ke laut.

“Saya terjun ke lautan lalu berenang menuju arah Pelabuhan Gilimanuk,” ungkapnya.

Saat terjun ke lautan itu ia menyadari keberadaannya cukup jauh dari daratan.

Namun, ia tetap berenang dengan sekuat tenaga.

Dalam proses menyelamatkan diri tersebut, ia menemukan sebuah ember.

Sambil renang di tengah laut, ia mengikat ember tersebut sebagai pelampung dan melanjutkan usahanya mencapai daratan.

Ia kemudian bertemu dengan seorang anak kecil korban kapal tenggelam yang juga berusaha menyelamatkan diri.

Bersyukur anak tersebut sudah membawa pelampung, sehingga lebih mudah bagi dirinya untuk membantu bersama-sama menuju ke darat.

Setelah itu, ia kembali berenang dan bertemu dengan seorang perempuan yang meminta tolong sebab tidak bisa berenang.

Akhirnya perempuan tersebut juga diikat di badannya.

Mereka pun terombang-ambing di tengah laut menuju ke darat.

Ia menuturkan suasana sangat mencekam terombang-ambing di tengah ombak.

“Saat itu berada di tengah laut. Jadi ngelihat ombak itu seperti gunung (tinggi). Akhirnya saja diselamatkan nelayan sekitar sejam (terombang-ambing di tengah laut),” bebernya.

Dua orang yang coba diselamatkannya tersebut, salah satunya adalah Aurel usia 11 tahun.

Seorang lagi adalah perempuan asal Kelurahan Loloan, Jembrana. (Serambinews.com/ Kompas.com/ TribunBali

Baca juga: CPNS 2021 Dibuka Hari Ini, Catat Jadwal Lengkap Seleksi CPNS dan PPPK 2021

Baca juga: Ketua DPRK Agara Apresiasi Pembangunan Lapangan Tenis

Baca juga: Dibuka Mulai 30 Juni, Simak Alur Sistem Seleksi Calon ASN Jalur PPPK Guru 2021, Ada Tiga Kesempatan

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved