Berita Bireuen
Kepala dan Guru Sekolah Penggerak di Bireuen Ikut In House Training, Ini Beda dengan Sekolah Biasa
Kegiatan dibuka Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bireuen, Drs M Nasir MPd diwakili Sekretaris Disdikbud Bireuen, Afwadi BA, Senin (28/6/2021)
Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Mursal Ismail
Kegiatan dibuka Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bireuen, Drs M Nasir MPd diwakili Sekretaris Disdikbud Bireuen, Afwadi BA, Senin (28/6/2021) di SDN 12 Bireuen, Gampong Cot Gapu, Kecamatan Kota Juang.
Laporan Yusmandin Idris I Bireuen
SERAMBINEWS.COM, BIREUEN - Sebanyak 50 peserta terdiri atas sekolah dan guru sekolah penggerak dari berbagai jenjang pendidikan di Bireuen mengikuti In House Training (IHT) tahap II.
IHT ini digelar secara online mulai Senin (28/6/2021) hingga Selasa (6/7/2021).
Kegiatan dibuka Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bireuen, Drs M Nasir MPd diwakili Sekretaris Disdikbud Bireuen, Afwadi BA, Senin (28/6/2021) di SDN 12 Bireuen, Gampong Cot Gapu, Kecamatan Kota Juang.
Kabid Pembinaan SD Disdikbud Bireuen, Alfian SPd MPd, menyampaikan hal ini kepada Serambinews.com, Rabu (29/6/2021) mengatakan.
Pesertanya terdiri atas kepala sekolah dan guru kelas I, guru kelas IV, guru agama, dan juga para guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK).
Alfian yang juga koordinator sekolah penggerak di Bireuen mengatakan, meski hari libur, kepala sekolah dan guru sangat antusias mengikutinya, untuk pembukaan pelatihan digelar secara terpadu.
Baca juga: Peringati Hardiknas, Bupati Bireuen Serahkan Penghargaan untuk Kepala Sekolah Penggerak
Baca juga: Sekjen Kemendagri: Perlu Lima Hal Agar Program Sekolah Penggerak Efektif
Baca juga: Pelaksanaan Kegiatan Sekolah Penggerak Bireuen Dimulai Akhir Mei
Dalam pelaksananaannya mereka membagi kelas dan mulai Selasa (29/06/2021) kembali ke sekolah merumuskan operasional sekolah penggerak.
"Kegiatannya menyusun draf operasional kurikulum sekolah penggerak.
Pemerintah pusat hanya memberi indikator kurikulum, selanjutnya sekolah penggerak melalui komite pembelajaran menyusun kurikulum sekolah mereka," jelasnya.
Sedangkan narasumbernya fasilitator sudah diberikan pembekalan secara online oleh kementerian.
Selanjutnya mengimbaskan kepada guru di sekolah yang hasilnya diharapkan melahirkan sebuah kurikulum, tentunya kurikulum antara sekolah penggerak itu nantinya berbeda-beda.
Begitupun, kementerian menganjurkan supaya semua sekolah itu tetap memiliki hubungan komunikasi yang bagus.
"Kita berharap sekolah penggerak jangan menjadi beban bagi guru dan kepala sekolah, karena tidak jauh beda dengan sekolah model, percontohan, pembina," ujarnya.