Ada Tren Kenaikan Kasus, 100 Pakar Internasional Minta Inggris Tunda Cabut Pembatasan Covid-19
Para pakar berpendapat bahwa menghapus pembatasan dalam waktu dekat ini dapat menyebabkan lonjakan jutaan kasus infeksi Covid-19.
SERAMBINEWS.COM, LONDON - Pemerintah Inggris mendapatkan peringatan lebih dari 100 pakar global untuk tidak mencabut pembatasan Covid-19 pada Juli ini, karena dianggap kebijakan "berbahaya dan prematur".
Lebih dari 100 ilmuwan dan dokter internasional meminta pemerintah Inggris untuk menunda melakukan pembukaan kembali yang rencananya akan dilakukan pada 19 Juli, sampai lebih banyak orang yang divaksin Covid-19.
Para pakar berpendapat bahwa menghapus pembatasan dalam waktu dekat ini dapat menyebabkan lonjakan jutaan kasus infeksi Covid-19 dan berisiko menciptakan generasi dengan masalah kesehatan kronis serta kecacatan akibat Covid-19 yang berkepanjangan hingga beberapa dekade.
Ilmuwan pemerintah memperkirakan kasus Covid-19 akan melonjak di bulan-bulan musim panas, bahkan tanpa pelonggaran pembatasan lebih lanjut yang dijadwalkan pada 19 Juli.
Baca juga: Fakta & Data Kemenangan Inggris atas Denmark di Semifinal EURO 2020, Menang Pada Perpanjangan Waktu
Baca juga: Wanita Berjilbab Pertama jadi Astronot, Impian Masa Kecil Nora al-Matrooshi
Baca juga: Warga Terkena Pembebasan Lahan Jalan Tol Binjai-Langsa Sumbang Rp 100 Juta untuk Pembangunan Masjid
Pada Rabu (7/7/2021), Inggris melaporkan lebih dari 30.000 kasus baru untuk pertama kalinya sejak Januari, meningkat lebih dari 40 persen dalam penerimaan pasien dan kematian di rumah sakit.
Dengan jumlah kasus Covid-19 yang diperkirakan berlipat ganda setiap 9 hari, penyebaran infeksi dapat melampaui puncak musim dingin dengan 68.000 kasus sehari dalam 2 pekan, dan jumlah kasusnya dapat mencapai 6 digit angka sebelum akhir Juli, seperti yang dilansir dari The Guardian pada Rabu (7/7/2021).
Lonjakan ini memaksa rumah sakit untuk kembali membatalkan operasi, termasuk operasi kanker, karena harus merawat pasien Covid-19 yang semakain banyak, dan kehilangan staf medis karennanya harus diisolasi. Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan, “Kami memiliki data tentang rawat inap dan kematian, kami memiliki prediksi tentang ke mana mereka akan pergi."
“Saat ini, kami melacak di sekitar proyeksi yang dibuat SPI-M-O untuk gelombang ketiga. Jika kami melanjutkan dengan semua bukaan, kami berada di tengah hingga ujung bawah proyeksi yang mereka buat, jika Anda melihat pada grafik,” ujar Johnson.
Baca juga: Doa Tahan Lama di Ranjang, Dibaca sebelum Hubungan Suami Istri, hingga Doa Diberi Keturunan Shalih
Baca juga: Thailand Mulai Ragu karena Lonjakan Virus, Sempat Berencana Buka Negara untuk Wisatawan
Baca juga: Kapolres Subulussalam: Dugaan Sementara Pelaku Pembunuh Bayi Usia 6 Bulan Ibu Kandungnya
Para ilmuwan dan dokter dari puluhan negara menandatangani surat Lancet, salah satu jurnal pengobatan paling dikenal dan tertua di dunia.
Isinya menyatakan, “Kami percaya pemerintah memulai eksperimen berbahaya dan tidak etis, kami menyerukannya untuk menghentikan sementara rencana melonggarkan mitigasi pada 19 Juli 2021."
"Pemerintah harus menunda pembukaan kembali sepenuhnya sampai semua orang, termasuk remaja, telah ditawari vaksinasi dan penyerapannya tinggi, dan sampai langkah-langkah mitigasi, terutama ventilasi yang memadai...diterapkan di sekolah,” demikian surat itu menjelaskan.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lebih dari 100 Pakar Internasional Desak Inggris Tunda Cabut Pembatasan Covid-19"