4 Pendulang Emas Meninggal Tertimbun Longsor
Hujan lebat yang turun di sejumlah daerah di Aceh beberapa hari terakhir selain menyebabkan banjir
Sementara di Aceh Jaya, banjir merendam sejumlah desa di beberapa kecamatan. Di Kecamatan Darul Hikmah, tercatat ada sekitar 11 desa yang tergenang banjir. Meski demikian, warga hingga kemarin masih bertahan di rumahnya masing-masing.
Informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten (BPBK) Aceh Jaya, ketinggian air yang menggenangi desa-desa tersebut berkisar 30 centimeter hingga 1 meter. "Dari pantauan tim di lapangan, curah hujan masih tinggi dan kondisi air masih terus naik," ujar petugas tersebut.
Banjir juga menyebabkan longsor di kawasan Jalan Nasional, yakni di Gampong Gle U, Kecamatan Indra Jaya dan di Gunung Keumala, Kecamatan Sampoiniet. Longsor tersebut membuat badan jalan tertutup lumpur, namun kenderaan tetap bisa melintas. "Iya, sementara ini ada dua titik longsor di wilayah lintasan Aceh Jaya," kata Kapolres Aceh Jaya melalui Kasat Lantas, Ipda M Arie Syahputra.
Sedangkan Kabupaten Nagan Raya, saat ini mengkhawatirkan terjadinya banjir susulan. Banjir sebelumnya telah surut total, namun mengingat debit air sungai yang terus naik, dikahwatirkan banjir akan kembali terjadi. "Sejauh ini masih aman. Harapan kita tidak ada banjir susulan," kata Kalak BPBD Nagan Raya, Irfanda Rinadi.
Pengungsian juga terjadi di gampong Gunong Pulo, Kecamatan Arongan Lambalek, Kabupaten Aceh Barat, Minggu (11/7/2021) sore menyusul banjir yang merendam desa tersebut. Banjir di desa tersebut telah terjadi sejak Rabu (7/7/2021) lalu dan terus bertahan karena sungai yang tersumbat dengan gulma.
Minggu kemarin, ketinggian air kembali naik dan sudah mencapai lebih dari 50 centimeter, sehingga warga memutuskan untuk mengungsi. “Lebih dari 20 KK sudah mengungsi. Sebagian di daerah pegunungan dan sebagian di rumah kerabat dan saudaranya di kawasan Gunong Pulo,” kata Keuchik Gunong Pulo, Rusli Haji kepada Serambi.
Ekses dari banjirnya Gunung Pulo, menyebabkan Gampong Karang Hampa menjadi terisolir akibat terkurung banjir. Akses transportasi ke ibukota kecamatan dan kabupaten menjadi lumpuh total, karena ketinggian air di jalan melebihi satu meter.
Keuchik Karang Hampa, M Saman, berharap perhatian pemerintah, sehingga ke depan masyarakat desa tersebut tidak lagi terkurung oleh banjir. “Kita berharap pemerintah segera turun tangan dengan melakukan normalisasi sungai dan meninggikan badan jalan. Sehingga saat banjir nanti warga tidak lagi terkurung,” harap M Saman.(naz/as/riz/c45)