Narkoba

Dyah Erti Idawati: Jangan Sampai Seorang Istri tak Tahu Suami atau Anaknya Pengguna Narkoba

Termasuk berani melaporkan pengguna narkoba di lingkungan masing-masing. Kita juga ke sekolah-sekolah melakukan hal yang sama

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/FOR SERAMBINEWS.COM
Ketua Tim Penggerak PKK Aceh Dyah Erti Idawati mengatakan jangan sampai seorang ibu tidak mengetahui anak atau suaminya pengguna narkoba. 

Laporan Fikar W Eda I Jakarta

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Ketua Tim Penggerak PKK Aceh Dyah Erti Idawati menyampaikan pihaknya melakukan edukasi kepada ibu rumah tangga di Aceh terkait bahaya narkoba.

Jangan sampai seorang ibu tidak mengetahui anak atau suaminya pengguna narkoba.

“Inilah yang kita edukasi. Kita, PKK lebih banyak bergerak dalam pencegahan terkait penyalahgunaan narkoba kepada ibu-ibu di gampong,” kata Dyah Erti Idawati dalam Workshop “Menguak Narkoba Selamatkan Negeri Syariah dan Bangsa” diselenggarakan Pengurus Pusat Taman Iskandar Muda (PPTIM) Jakarta, secara virtual, Minggu (18/7/2021).

Narasumber lain dalam workshop yang dipandu moderator Dr. Umaimah Wahid (Pakar Komunikasi UBL) dan Ir. Syarifah Nuly Nazlia (CSO, fungsionaris dari PPTIM). Sedangkan host Syahrul Arifin, dan Zubaidah Azwan, SE, MM.

Selain itu ada Kepala BNN, Komjen Pol. Petrus Reinhard Golose, motivator ESQ yang selalu jika diundang orang Aceh akan semangat untuk hadir yaitu Dr. Ary Ginanjar Agustian, Komjen Pol. Anang Iskandar (Kepala BNN 20012-2015) dan Ahli Terapi Korban Narkoba dr. Aisah Dahlan CHt.

Pemberantasan Narkoba Diusul Masuk Kurikulum Sekolah di Aceh

Selanjutnya ada tokoh nasional Hanifah Husen, pengusaha dan aktivis gender perempuan, Koordinator Presidium Nasional Forhati, anggota DPR RI M. Nasir Djamil, Illiza Sa'duddin Djamal, M Husni, dan Rafli Kande.

Kemudian Deputi Pemberantasan BNN RI Irjen Pol. Drs. Arman Depari, Kepala BNN Provinsi Aceh, Brigjen Pol. Drs. Heru Pranoto, Msi, Kepala Forum Bela Negara (FBN) Aceh Ir. T. Marzuki dan beberapa testimoni dari para pecandu yang sudah recovery.

Dyah Erti Idawati juga menyampaikan, bahwa TP PKK juga melakukan sosialisasi bahaya narkoba ke pesantren-pesantren, bersama BNN berkolaborasi memberikan pendidikan kepada santri dan siswa sekolah.

“Termasuk berani melaporkan pengguna narkoba di lingkungan masing-masing. Kita juga ke sekolah-sekolah melakukan hal yang sama,” ujarnya.

BNN Tangkap Kurir Narkoba di Neuheun,  31 Kg Sabu Dalam Kemasan Teh Cina

Terkait usulan dimasukkannya bahaya narkoba dalam muatan kurikulum sekolah di Aceh, Dyah Erti Idawati sependapat dan berjanji akan membicarakannya dengan pihak terkait.

“Kita akan koordinasikan dengan dinas pendidikan, sehingga bisa masuk dalam kurikulum,” katanya.

Aksi lainnya adalah, mengunjungi pusat rehabilitasi dan memberikan motivasi, sekaligus memberi bantuan ekonomi dan memberi pelatihan keterampilan.

“Memang semua pihak sudah bekerja, tapi persentase pengguna narkoba di Aceh masih sangat tinggi, maka kita perlu kerja lebih sistematis, terstruktur dan sinergis. Bekerjasama dengan semua pihak,” demikian Dyah Erti Idawati.(*)

Baca juga: Arab Saudi Salurkan 22 Juta Dosis Vaksin Covid-19 ke Penduduk, 587 Pusat Vaksin di Seluruh Kerajaan

Baca juga: Kirim 12 Destinasi Wisata Unggulan, Aceh Target Juara API Award 2021

Baca juga: Harus Punya Sertifikat Vaksin, Jumlah Penumpang ke Sabang Turun Drastis, Trip Kapal juga Berkurang

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved