Berita Aceh
Apersi Aceh Minta Perbankan Permudah KPR dan Pembiayaan Konstruksi, Pengembang Sudah Kelabakan
Apersi Aceh meminta perbankan penyedia KPR yang beroperasi di Aceh agar mempermudah proses KPR bagi calon konsumen dan pembiayaan kontruksi bagi penge
Penulis: M Nur Pakar | Editor: M Nur Pakar
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Apersi Aceh meminta perbankan penyedia KPR yang beroperasi di Aceh agar mempermudah proses KPR bagi calon konsumen dan pembiayaan kontruksi bagi pengembang.
Ketua Apersi Aceh, Afwal Winardy ST MT, Senin (19/7/2021) menyatakan bank penyalur KPR di Aceh mulai mempersulit proses KPR.
Bahkan, tidak membuka pembiayaan konstruki untuk pengembang perumahan bersubsidi dan non-subsidi.
Dia menilai dalam kondisi perekonomian yang makin sulit saat ini, perbankan seharusnya membantu para pengembang perumahan.
"Kalau seluruh bank di Aceh mempersulit proses KPR dan pembiayaan konstruksti, maka pengembang akan mati suri," katanya.
Dia berharap perbankan seharusnya membantu pengembang dalam menyediakan rumah untuk masyarakat Aceh.
Baca juga: Developer di Aceh Mulai Kelimpungan, Kesiapan Transformasi KPR di BSI Aceh Masih Belum Jelas
"Jika kondisi seperti ini terus berlanjut, maka akan sulit bagi pengembang keluar dari krisis yang terus berlanjut tanpa akhir ini," ujarnya.
Padahal, katanya, di tengah-tengah terpaan pandemi Covid-19 saat ini, perbankan seharusnya memberi solusi kepada pengembang, pengusaha, termasuk UMKM.
Dia menyatakan permintaan di sektor properti masih banyak, tetapi tidak seluruhnya mampu membeli secara tunai.
Bahkan, katanya, sebagian besar membeli sccara kredit di perbankan, karena dana tidak mencukupi untuk membayar secara tunai.
"Kalangan menengah ke bawah, merupakan pasar utama properti di Aceh, tetapi hampir seluruhnya melalui KPR di perbankan," ungkapnya.
Oleh karena itu, dia berharap perbankan memberi perhatian khusus kepada para pengembang yang khusus membangun rumah untuk masyarakat Aceh.
Baca juga: Apersi Aceh Dukung Kementerian ATR/BPN, Penetapan Zona Nilai Tanah Segera Ditertibkan
Afwal menjelaskan sejumlah pengembang terus berusaha bertahan hidup, walau perbankan tidak membantu sepenuhnya.
Perbankan, katanya, sebagai penyedia KPR, agar masyarakat bisa memiliki rumah tidak berlaku kaku dalam menentukan pembeli rumah.
Tetapi, dengan kondisi perbankan di Aceh, daerah paling ujung barat Indonesia ini, tidak mudah mendapatkan KPR untuk calon konsumen, apalagi pembiayaan kontruksi rumah.