Harga Komoditi

Harga Minyak Goreng dan Telur Ayam Terus Meroket, Daya Beli Turun 40 Persen

Informasi yang kami terima dari pabrik minyak goreng di Medan, Sumut, harga tebus minyak goreng minggu ini sudah naik terkait kenaikan harga kelapa sa

Penulis: Herianto | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/HERIANTO
Stok telur ayam ras, di sebuah toko di Pasar Induk Lambaro Aceh Besar, cukup banyak, daya belinya turun tapi harganya naik terus dan meroket.Jumat (30/7). 

Sebelum lebaran Idhul Adha 1442 Hijjriah, harganya masih berkisar Rp 485.000/sak (50 Kg), setelah lebaran harganya naik menjadi Rp 495.000/sak.

Kenaikan harga kacang kedelai, kata Ucok Zainun, karena stoknya di pulau Jawa dan Sumatera, mulai menipis, sementara pasokan impornya dari luar negeri, belum ada, sehingga mendorong harga kacang kedelai di dalam negeri, merambat naik.

“Kacang ke delai yang ada di Pasar Induk Lambaro, Aceh Besar ini juga, berasal dari luar negeri, masuk melalui Medan, Sumut,”ujarnya.

Pedagang ecer kebutuhan pokok di Pasar Al Mahirah Lamdingin, Abdullah yang dimintai tanggapannya terkait kenaikan harga minyak goreng dan telur ayam ras mengatakan, kenaikan harga minyak goreng dan telur ayam ras selepas lebaran Idhul Adha 1442 Hijjriah ini, semakin membuat daya beli masyarakat terhadap kebutuhan pokok tersebut menjadi lesu.

Sebelum lebaran minyak goreng bisa kita jual secara eceran Rp 14.000-Rp 15.000/Kg, karena harga tebusnya dua pekan lalu ditingkat penyalur masih berkisar Rp 13.200-Rp 13.700/Kg, sekarangan ini harga tebusnya sudah naik menjadi Rp 14.700/Kg, maka harga jual ecerannya harus kita naik kan menjadi Rp 15.000-Rp 16.000/Kg.

Begitu juga teluar ayam ras. Sebelum lebaran harga satu lemping bisa kita jual secara eceran Rp 42.000/lemping, karena harga tebusnya saat itu masih berkisar Rp 38.000/lemping. Pada hari Jumat ini, harga tebusnya sudah naik mencapai 390.200 ikat, maka harga jualnya harus dinaikkan menjadi 42.000-Rp 44.000/lemping (30butir).

Kenaikan harga tebus dan eceran minyak goreng dan telur ayam ras serta kacang kedelai, membuat biaya produksi makanan yang berbahan baku telur ayam ras dan minyak goreng jadi meningkat.

Adi, salah seorang pedagang martabak mengatakan, harga beli telur ayam ukuran besar saat ini telah naik dari Rp 44.000/lemping naik menjadi 48.000 – Rp 50.000/lemping. Kenaikan harga telur ayam itu, membuat biaya produksi ikut naik, sementara harga jual martabak yang selama ini kita jual Rp 7.500/bungkus, tidak mungkin kita naikkan.

“Alasannya saat ini daya beli masyarakat sedang menurun,” ujarnya.

Keluhan yang hampir serupa juga diungkapkan Ita, produsen makanan tradisional Aceh di lambaro. Ia mengatakan, sejak harga telur ayam ras naik, biaya produksi kue tradisional, seperti boi, ikut meningkat, Sementara harga jual bolu bulat tersebut, untuk ukuran sedang Rp 45.000/unit, tidak mungkin dinaikkan.

Apalagi setelah lebaran Idhul Adha 1442, permintaan bolu bulat mulai menurun, begitu juga bolo kecil-kecil nya.

Adi dan Ita, sangat berharap harga minyak goreng dan telur ayam ras itu, bisa menurun kembali, sehingga dapat membantu menurunkan biaya produksi.

Kondisi daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis makanan dimasa pandemi covid 19 ini cukup lemah.

Jadi, bila ada bahan baku makanan yang naik, membuat keuntungan jadi berkurang, sementara biaya produksi terus meningkat, akibat kenaikan harga bahan bakunya naik.

“Untungnya sementara ini, kendati harganya naik, pasokan bahan baku tersebut, yang semuanya, hampir berasal dari Medan, Sumut, mulai dari telur ayam, minyak goreng, tepung terigu, gula pasir dan lainnya, masih tetap lancar ke Aceh, ”ujar Ita.(*)

Baca juga: Harga Dagangan Rp 25 Ribu Ditawari Rp 300 Ribu, Bapak Ini Tak Kuasa Menahan Tangis di Bawah Gerobak

Baca juga: Kisah Persahabatan Kuli Bangunan dan Prajurit TNI AD, Jendral Andika Perkasa Bangga

Baca juga: Kasus Pasien Positif Covid-19 Meningkat, Dewan Minta Keuchik Proaktif  Fungsikan Posko PPKM

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved