Indra Iskandar, Sekjen DPR RI Asal Aceh, Pernah Ditugas Gus Dur Jumpai Panglima GAM Abdullah Syafi'i
Ayahnya, Abu Bakar asal Gampong Puuk, Kemukiman Lhang Tijue, Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh. Sedangkan ibunya asal Gampong Keuniree, Kecamatan Pidie
Penulis: Idris Ismail | Editor: Mursal Ismail
"Padahal ketika itu hubungan antara Pemerintah Indonesia dan GAM masih sangat panas," kata Indra Iskandar mengenang.
Singkatnya setelah sekitar 20 tahun berkarir di Kementerian Sekretaris Negara dengan berbagai jabatan, pada 14 Mei 2018, Indra Iskandar resmi dilantik sebagai Sekretaris Jenderal atau Sekjen DPR RI.
Sebuah tugas berat di tengah memanasnya perpolitikan dalam negeri menjelang Pemilu 2019, sehingga hal ini pun berpengaruh terhadap dinamika di DPR RI.
Namun dengan jiwa dan pengalaman kepemimpinannya yang sudah mumpuni, semuanya berjalan ringan. “Nyoe na kemauan jih yang beutoi-beutoi, pasti terbuka jalan,” kata Indra dalam Bahasa Aceh.
Artinya jika ada kemauan yang sungguh-sungguh, pasti akan terbuka jalan, sehingga sentimen antar partai politik di DPR bisa diredam.
Menurutnya, di bawah kepemimpinannya, Sekretariat DPR RI mulai mengimplementasikan konsep parlemen modern.
Ia menambahakn parlemen modern di tengah kondisi politik dunia yang dinamis, merupakan keniscayaan yang sedang diperjuangkan dengan sepenuh hati oleh DPR RI.
Parlemen modern atau DPR modern yang dimaksud adalah parlemen yang menerapkan transparasi, teknologi informasi, dan representasi.
Seluruh aktivitas DPR dapat diakses secara terbuka oleh masyarakat melalui aplikasi online.
"Dalam upaya ini, tentu saja DPR RI membutuhkan dukungan yang mampu mewujudkan cita-cita tersebut.
Nah, di sinilah sesungguhnya penting dan strategisnya kedudukan Sekretaris Jenderal DPR RI.
Salah satu wujud parlemen modern itu adalah dengan mengetengahkan program E-Parle.
Melalui E-Parlemen, Sekretariat DPR RI mampu menjembatani keinginan masyarakat untuk bisa mengakses secara utuh sekaligus berkomunikasi dengan para wakilnya di gedung parlemen secara online," ujar Indra.
Hal ini juga sejalan dengan disertasinya dalam program doktor di Institut Pertanian Bogor (IPB) beberapa waktu lalu.
Disertasi itu, yakni Strategi Pengembangan Kapabilitas Organisasi, Sumber Daya Manusia dan Teknologi untuk Meningkatkan Kinerja Sekretariat Jenderal DPR RI.