Waduh, Pertumbuhan Ekonomi Aceh Paling Rendah di Sumatera
"Sementara Provinsi Aceh sendiri mengalami pertumbuhan ekonomi yaitu sebesar 2,56 persen," tulis laporan tersebut.
Laporan Yocerizal | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, Kamis (8/8/2021), merilis pertumbuhan ekonomi Aceh triwulan II 2021.
Dalam laporannya yang dikutip Serambinews.com di laman BPS Aceh, Jumat (9/8/2021), ekonomi Aceh triwulan II tumbuh sebesar 2,56 persen, dibandingkan triwulan II 2020 (y-on-y).
Hal itu menempatkan pertumbuhan ekonomi Aceh triwulan II berada di urutan paling rendah dari daftar 10 provinsi di Pulau Sumatera.
BPS dalam laporannya menyebutkan, pertumbuhan ekonomi Sumatera pada triwulan II mencapai 5,27 persen.
Berdasarkan wilayah regional Sumatera, BPS menyebutkan, Provinsi Kepulauan Riau merupakan provinsi dengan pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 6,90 persen.
Diikuti oleh Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar 6,85 persen, dan Provinsi Bengkulu sebesar 6,29 persen.
Baca juga: Buruan Daftar! Pertamina Buka 102 Lowongan Kerja Lulusan S1 & S2, Waktu Pendaftaran hingga 9 Agustus
Baca juga: Polisi di Langsa Sita 1 Kg Sabu Asal Aceh Utara, Empat Pemuda Ditangkap
Baca juga: Nurul Akmal Kena Body Shaming, Imigrasi Soetta: Akan Dicek Dokumentasi Internal, Semoga Ada Petunjuk
Beberapa provinsi lainnya, disebutkan BPS, mengalami pertumbuhan antara 5 sampai 6 persen.
"Sementara Provinsi Aceh sendiri mengalami pertumbuhan ekonomi yaitu sebesar 2,56 persen," tulis laporan tersebut.
BPS kemudian menyajikan data grafis pertumbuhan ekonomi 10 provinsi di Sumatera.
Dari grafis tersebut terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi Aceh merupakan yang paling rendah di Sumatera.
Kondisi ini berbanding terbalik pada keadaan triwulan II-2020, dimana secara y-on-y, yaitu perekonomian Sumatera mengalami penurunan sebesar 3,17 persen.
Menurut BPS, penurunan yang terjadi pada triwulan II tahun lalu merupakan dampak dari pandemi Covid-19 yang melanda seluruh wilayah di Indonesia.
Di Sumatera, provinsi yang paling parah mengalami penurunan adalah Kepulauan Riau, diikuti Bangka Belitung, dan Sumatera Barat.
Sementara Provinsi Aceh sendiri mengalami penurunan ekonomi yang tidak begitu besar, yaitu menduduki
peringkat ketiga setelah Provinsi Bengkulu dan Sumatera Selatan. (lihat grafis)

BPS melanjutkan, jika ditinjau berdasarkan kontribusi dari masing-masing PDRB provinsi di wilayah regional Sumatera, ada tiga provinsi yang memberikan kontribusi terbesar.
Yaitu Provinsi Sumatera Utara, Riau, dan Sumatera Selatan. Masing-masing memberikan kontribusi sebesar 23,35 persen, 22,53 persen, dan 13,50 persen.
Kontribusi terkecil terhadap PDRB Sumatera diberikan oleh Provinsi Bengkulu, yaitu sebesar 2,20 persen.
"Sementara itu, Provinsi Aceh memberikan kontribusi sebesar 4,99 persen terhadap PDRB Sumatera pada triwulan II-2021 yaitu di peringkat ke-8," tulis BPS.
Untuk diketahui, pertumbuhan ekonomi Aceh triwulan II 2021 yang sebesar 2,56 persen itu jika memasukkan minyak dan gas (migas).
Sementara jika migas dikeluarkan, ekonomi Aceh triwulan II 2021 secara y-o-y tumbuh 5,98 persen.
Baca juga: VIDEO - Wawancara Khusus Bersama Ketua DPRA Dahlan Jamaluddin
Baca juga: Valentino Rossi Pensiun dari MotoGP, Performa Buruk Disebut jadi Penyebabnya
Baca juga: Beras Bantuan PPKM Busuk, Tak Layak Konsumsi, Warga Kembalikan ke Kantor Desa, Bulog Beri Penjelasan
Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah transportasi dan pergudangan sebesar 63,29 persen.
Kemudian jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 14,84 persen, serta administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 12,42 persen.
Di sisi lain, beberapa lapangan usaha masih mengalami pertumbuhan negatif.
Di antaranya pertambangan dan penggalian sebesar 27,66 persen, penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 11,39 persen.
Selanjutnya jasa pendidikan sebesar 7,24 persen, serta jasa keuangan sebesar 7,04 persen.
Bila dilihat dari sumber pertumbuhan ekonomi Aceh triwulan Il-2021 y-on-y, sumber pertumbuhan tertinggi berasal dari lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebesar 2,31 persen.
Diikuti perdagangan besar dan eceran sebesar 1,24 persen serta administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 1,13 persen.
Namun sebaliknya, lapangan usaha pertambangan dan penggalian mengurangi pertumbuhan sebesar 2,55 persen.
Sementara itu, struktur perekonomian Aceh menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku triwulan Il-2021 tidak menunjukkan perubahan berarti.
Perekonomian Aceh masih didominasi oleh lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 30,77 persen, diikuti aleh perdagangan besar-eceran reparasi mobil-sepeda motor sebesar 15,02 persen.
Administrasi pemerintahan, pertahanan dan sosial wajib sebesar 11,54 persen, dan konstruksi sebesar 9,30 persen.
"Peranan keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Aceh mencapai 66,63 persen," demikian laporan BPS Aceh.(*)
Baca juga: Dua Nelayan Pijay Hilang Tiga Hari Ditemukan di Tengah Perairan Lhokseumawe, Begini Kondisinya
Baca juga: Banggar DPRA Gebrak Meja, Saat Bahas Raqan Pertanggungjawaban APBA 2020
Baca juga: VIDEO Ini Sosok Bripka Arief Setiawan yang Bantu Jajakan Dagangan Penjual Koran & Tisu yang Sakit