Kupi Beungoh

Polisi Rahasia Bernama Irjen Pol Drs Wahyu Widada MPhil (Catatan Seorang Sahabat di Tanah Rencong)

kebiasaan Mabes Polri sebelumnya selalu menempatkan sosok yang pernah bertugas di Aceh untuk menjadi pemimpin Polri di Tanah Rencong.

Editor: Amirullah
Istimewa
Reza Vahlevi adalah Warga Aceh, Hakim Mahkamah Agung Republik Indonesia. 

Anneke Osse dalam bukunya, Memahami Pemolisian (2007) menyebut salah satu prasyarat membangun pemolisian yang profesional adalah keterbukaan dan akuntabilitas kinerja.

Selain setiap personel bertanggung jawab atas perilaku mereka kepada atasan dan institusi kepolisian secara penuh (akuntabilitas internal), dan melaporkan kinerja lembaga secara keseluruhan kepada Presiden selaku pemegang rantai komando tertinggi dan parlemen selaku pembuat kebijakan (akuntabilitas kepada negara).

Polri dihadapkan pada persoalan mendasar, yakni keterbatasan anggaran untuk penambahan jumlah anggota maupun menjalankan operasional kepolisian, terutama fungsi pencegahan dan pemeliharaan keamanan.

Hingga hari ini, jumlah anggota Polri belum sesuai standar minimal sesuai rasio yang dikeluarkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (1 personel berbanding 400 orang).

Baca juga: China Mulai seperti India, Serangan Covid-19 Varian Delta Meningkat, Tes Massal Dilakukan

Terlebih jika membandingkan dengan luas wilayah yang harus diamankan dengan jumlah anggota Polri jauh dari ideal.

Sementara itu, tingkat keamanan cukup berkembang dan membutuhkan banyak waktu, tenaga dan anggaran yang cukup besar, hingga menurut Prof. Adrianus Meliala membuat Polri sibuk (Kompas, 2017). (Sumber sebuah catatan dalam kemitraan.Co.id )

Dan sosok Jenderal Wahyu Widada telah membuat polisi di Aceh telah berani keluar dari zona nyaman dalam bertugas.

Interaksi polisi dengan masyarakat secara luas dan terukur dalam mengadapi pandemi Covid 19, telah membuat masyarakat Aceh tenang dalam menghadapi wabah yang mendunia ini.

Program vaksin yang diupayakan oleh polisi juga telah menjawab keraguan masyarakat serta telah meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang urgensinya vaksin dalam melindungi metabolisme tubuh.

Di jajaran Polda Aceh Jenderal Wahyu telah berhasil merubah maindset, bahwa siapapun dia yang berperilaku baik di internal Polda Aceh pasti akan mendapatkan jabatan yang pantas.

Hal ini selaras dengan adagium the right man on the right job (orang yang baik akan mendapatkan jabatan yang baik).

Pendekatan polisi melalui edukasi terlihat dari maksimalnya peran yang diperankan oleh polisi yang berada di front terdepan dengan masyarakat (Bhabinkamtibmas).

Serta edukasi kesadaran berlalu lintas untuk menekan laju laka lantas ditengah masyakat juga dijawab Jenderal dengan mendekatkan pendekatan humanis dari jajaran Direktorat Lalu lintas Polda Aceh, serta edukasi bahaya sabu-sabu bagi generasi penerus Aceh.

Di sisi lain Menurut hasil penelitian Malcolm K. Sparrow dari Universitas Hardvard (New Perspective in Policing, 2015), umumnya ukuran pencapaian kinerja polisi di seluruh negara hanya berkutat pada indikator jumlah kasus yang ditangani dan penurunan tingkat kejahatan.

Tapi hal ini kurang selaras dengan sosok Jenderal Wahyu, beliau lebih konsen pada konsep pencegahan dan edukasi.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved