BM Diah, Putra Aceh Penyelamat Naskah Asli Teks Proklamasi dari Keranjang Sampah
Usai diketik, karena dianggap tak diperlukan lagi, naskah tulisan tangan Soekarno itu sempat dibuang di keranjang sampah.
BM Diah merupakan putra asli Aceh. Dia lahir di Banda Aceh pada 17 April 1917.
Nama asli B.M. Diah yang sebenarnya adalah Burhanuddin. Nama ayahnya adalah Mohammad Diah, berasal dari Barus.
Ayahnya adalah seorang pegawai pabean di Aceh Barat yang kemudian menjadi penerjemah.
Burhanuddin kemudian menambahkan nama ayahnya pada namanya sendiri.

Ibunya, Siti Sa'idah (istri pertama Diah) adalah perempuan Aceh yang menjadi ibu rumah tangga.
Burhanuddin, anak bungsu dari 8 bersaudara, juga mempunyai dua orang saudara tiri dari istri kedua ayahnya.
Dikutip Serambinews.com dari Kompaspedia, Burhanuddin memulai pendidikan di sekolah dasar HIS Kutaraja (kini disebut Banda Aceh) tahun 1929.
Setelah lulus dari HIS, ia disarankan kakaknya untuk melanjutkan ke MULO di Kutaraja.
Tetapi dia menolak karena tidak mau bersekolah di lembaga milik Belanda.
Akhirnya, dia memutuskan berangkat ke Medan dan bersekolah di Taman Siswa (setingkat SMP).
Di kota tersebut jiwa nasionalismenya makin kuat karena bergabung dengan pemuda aktivis.
Setelah itu, dia melanjutkan studi formal di Middelbare Journalisten School di Kesatrian
Instituut Bandung yang dikelola Douwes Dekker yang kelak berganti nama menjadi Setiabudi.
Baca juga: VIDEO Beberapa Kali Tertangkap Kamera, Acara Masterchef Indonesia Disusupi Makhluk Halus?
Baca juga: VIDEO Ratusan Warga Afghanistan Berebut Masuk Pesawat Kargo AS untuk Kabur dari Taliban
Diah sadar dia tidak punya kemampuan untuk membiayai sekolahnya maka dia hendak mengundurkan diri.
Namun, Douwes Dekker memberinya pekerjaan sebagai sekretaris di sekretariat sekolah dagang agar dia mampu membiayai sekolahnya.
Dia pun menyelesaikan pendidikan jurnalistiknya pada tahun 1937.