Berita Banda Aceh
Dana Peremajaan Sawit Rakyat untuk Aceh Sudah Rp 793 Miliar, Tahun Ini Dapat Lagi Rp 615 Miliar
Dana PSR tahun 2018 - 2020 itu untuk tanaman sawit rakyat di Aceh seluas 29.299,9 hektare.
Penulis: Herianto | Editor: Mursal Ismail
Dana PSR tahun 2018 - 2020 itu untuk tanaman sawit rakyat di Aceh seluas 29.299,9 hektare.
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Dana peremajaan sawit rakyat (PSR) yang sudah ditransfer Dirjen Perkebunan (Dirjenbun) Kementerian Pertanian (Kementan) ke bank penyalur di Aceh mencapai Rp 793 miliar.
Dana PSR tahun 2018 - 2020 itu untuk tanaman sawit rakyat di Aceh seluas 29.299,9 hektare.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan atau Distanbun Aceh, Ir Cut Huzaimah MP, didampingi stafnya Faisal menyampaikan hal ini kepada Serambinews.com di Banda Aceh, Minggu (22/8/2021).
“Program tersebut sampai tahun ini tetap dilanjutkan dan untuk Aceh diberikan kuota seluas 20.500 hektare dengan perkiraan dana bantuannya sekitar Rp 615 miliar,” kata Cut Huzaimah.
Cut Huzaimah menyebutkan kuota program PSR yang diberikan Dirjenbun Kementan pada tahun ini seluas 20.500 hektare itu sudah dibagi untuk sembilan daerah sentra pengembangan kelapa sawit rakyat.
Kesembilan daerah itu, yaitu Aceh Tamiang 3.000 hektare, Aceh Timur 1.000 hektare, Aceh Utara 2.500 hektare, Aceh Jaya 2.000 hektare, Aceh Barat 2.500 hektare, Nagan Raya 4.000 hektare.
Kemudian Aceh Singkil 2.000 hektare, Subulussalam 2.500 hektare, dan Aceh Selatan 1.000 hektare.
Cut Huzaimah mengatakan tujuan program untuk membantu petani meremajakan kembali tanaman kelapa sawit mereka yang sudah tua dan tidak produktif lagi diganti dengan tanaman baru.
Sumber dana PSR ini dari pengenaan pajak ekspor minyak crude palm oil (CPO).
Minyak CPO yang diekspor ke luar negeri dikenakan pajak ekspor.
Hasil pemungutan pajak CPO itu, lanjut Huzaimah, digunakan kembali oleh pemerintah untuk peremajaan tanaman kelapa sawit rakyat.
Dengan demikian areal tanaman kelapa sawit rakyat yang produktif terus bertambah, sehingga produksi CPO dari Indonesia tetap tinggi dan negara ini bisa menguasai pasaran ekspor CPO dunia.
Cut Huzaimah menyebutkan kebutuhan minyak sawit dunia saat ini sangat tinggi.
Minyak sawit, saat ini tidak hanya digunakan untuk minyak goreng, tapi juga sebagai salah satu pengganti bahan bakar minyak, seperti bio solar, yang kebutuhannya terus meningkat.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/aceh/foto/bank/originals/program-peremajaan-sawit-rakyat-psr-di-kota-subulussalam.jpg)