Internasional

AS dan Inggris Desak Warga Afghanistan Tinggalkan Bandara Kabul, Ancaman ISIS Semakin Meningkat

Tentara Amerika Serikat dan sekutunya mendesak warga Afghanistan meninggalkan bandara Kabul pada Kamis (26/8/2021).

Editor: M Nur Pakar
AP
Seorang tentara Inggris mengawasi kerumunan warga yang ingin keluar dari Afghanistan di Bandara Kabul, Senin (23/8/2021). 

SERAMBINEWS.COM, KABUL - Tentara Amerika Serikat dan sekutunya mendesak warga Afghanistan meninggalkan bandara Kabul pada Kamis (26/8/2021).

Hal itu mengutip ancaman serangan oleh gerilyawan ISIS semakin meningkat.

Saat pasukan Barat bergegas mengevakuasi sebanyak mungkin orang sebelum batas waktu 31 Agustus 2021.

Dilansir AFP, tekanan menyelesaikan evakuasi puluhan ribu orang asing, dan warga Afghanistan telah meningkat.

Pasukan AS dan sekutu harus mengalihkan fokus mereka dalam beberapa jam atau hari mendatang ke logistik penarikan mereka sendiri.

Dalam peringatan yang dikeluarkan pada Rabu (25/8/2021) malam, Kedutaan Besar AS di Kabul menyarankan warga untuk menghindari bepergian ke bandara.

Baca juga: Taliban Pamer Pasukan Khusus, Berseragam Tentara dan Dilengkapi Senjata AS

Dikatakan, mereka yang sudah berada di gerbang harus segera pergi, dengan alasan ancaman keamanan yang tidak ditentukan.

Dalam imbauan serupa, Inggris mengatakan kepada orang-orang untuk menjauh dari area bandara.

Menteri Angkatan Bersenjata, James Heappey mengatakan intelijen tentang kemungkinan serangan bom bunuh diri oleh militan Daesh telah menjadi jauh lebih kuat.

“Saya tidak bisa cukup menekankan keputusasaan situasi," ujarnya.

"Ancamannya kredibel, sudah dekat, mematikan," tambahnya.

"Kami tidak akan mengatakan ini jika kami tidak benar-benar khawatir tentang ISIS yang tidak terbayangkan,” kata Heappey kepada radio BBC.

Seorang diplomat Barat di Kabul mengatakan daerah di luar gerbang bandara sangat ramai, meskipun ada peringatan.

Australia juga mengeluarkan peringatan bagi orang-orang untuk menjauh dari bandara.

Sementara Belgia mengakhiri operasi evakuasinya karena bahaya serangan.

Belanda mengatakan akan melakukan penerbangan evakuasi terakhirnya pada Kamis (26/8/2021).

Menteri Pertahanan Jerman Annegret Kramp-Karrenbauer mengatakan ini adalah fase paling berbahaya dari proses evakuasi.

Peringatan itu datang dengan latar belakang kacau di Kabul.

Di mana pengangkutan udara besar-besaran terhadap warga negara asing dan keluarga mereka serta warga Afghanistan.

Taliban, yang pejuangnya menjaga perimeter di luar bandara, adalah musuh afiliasi ISIS Afghanistan, yang dikenal sebagai Islamic State Khorasan (Daesh-K).

"Penjaga kami juga mempertaruhkan nyawa mereka di bandara Kabul, mereka juga menghadapi ancaman dari kelompok ISIS," kata pejabat Taliban.

Baca juga: Pemimpin Dunia Tawarkan Dialog dengan Taliban, Inggris Tetap Evakuasi Hingga Menit Terakhir

Ahmedullah Rafiqzai, seorang pejabat penerbangan sipil di bandara, mengatakan orang-orang terus berkerumun di sekitar gerbang meskipun ada peringatan serangan.

"Orang-orang tidak ingin pindah, tekad mereka untuk meninggalkan negara ini, sehingga mereka tidak takut bahkan mati," katanya kepada Reuters.

Seorang diplomat negara NATO mengatakan ancaman dari ISIS tidak bisa diabaikan.

“Pasukan Barat, dalam keadaan apa pun, tidak ingin berada dalam posisi untuk melancarkan serangan atau serangan defensif terhadap siapa pun,” tambah diplomat itu.

Militer AS mengatakan akan mengalihkan fokusnya untuk mengevakuasi pasukannya dalam dua hari terakhir sebelum batas waktu.

Presiden Joe Biden telah memerintahkan semua pasukan keluar dari Afghanistan pada akhir bulan untuk mematuhi perjanjian penarikan dengan Taliban.

Meskipun sekutu Eropa mengatakan mereka membutuhkan lebih banyak waktu.

Sejak sehari sebelum Taliban menyerbu Kabul, Amerika Serikat dan sekutunya telah melakukan evakuasi udara terbesar dalam sejarah.

Baca juga: CPJ Kutuk Taliban, Gerebek dan Jarah Rumah Dua Wartawan

Membawa sekitar 95.700 orang, termasuk 13.400 pada Rabu, kata Gedung Putih pada Kamis (26/8/2021).

Militer AS mengatakan pesawat lepas landas setara dengan setiap 39 menit.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan sedikitnya 4.500 warga Amerika dan keluarga mereka telah dievakuasi dari Afghanistan sejak pertengahan Agustus 2021.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved