Internasional
Mantan Wakil Menteri Wanita Afghanistan Ingin Pulang, Masih Banyak Wanita Dalam Bahaya
Seorang mantan Wakil Menteri Wanita Afghanistan, Ghazaal Habibyar ingin pulang kembali ke negaranya. Dia berada di sebuah resor wisata Albania
Jadi dia lulus di Australia.
Meskipun mendapat kesempatan di luar negeri, dia kembali ke Kabul pada tahun 2006.
Sejak itu dia telah bekerja di banyak posisi publik, termasuk menjadi Wakil Menteri Pertambangan dan Migas.
"Saya berusaha membuat perbedaan, mungkin kecil, tetapi apa pun yang saya bisa untuk membuat tempat itu menjadi tempat yang lebih baik," katanya.
Baca juga: Wanita Afghanistan Disarankan Pakai Burqa dan Tinggalkan Ponsel Saat ke Bandara Kabul
Dia mengatakan Afghanistan telah berubah menjadi lebih baik dalam dua dekade terakhir.
Dia menyatakan itu bukan Afghanistan tahun 1996.
Tetapi di provinsi-provinsi yang diperintah oleh Taliban, sekolah perempuan ditutup dan wanita tidak diizinkan bekerja.”
“Jika itu adalah kesaksian tentang apa yang akan terjadi di seluruh negeri, kami harus pergi,” katanya.
Namun, dia kritis tentang bagaimana AS dan NATO meninggalkan negara itu.
“Bencana ini, bencana kemanusiaan yang terjadi saat ini, sebenarnya bisa dicegah,"katanya.
"Seluruh proses evakuasi ini bisa dikelola dengan lebih baik,” harapnya.
Habibyar tidak yakin dengan apa yang akan terjadi di masa depan.
Baca juga: Wanita Afghanistan Melahirkan di Dalam Pesawat Militer AS
Dia mengatakan akan membutuhkan waktu lama untuk pulih secara psikologis, mental, emosional dari semua yang telah dilaluinya.
Dia sudah merindukan ibu kota Afghanistan, Kabul.
Dimana, buah-buahan di pinggir jalan yang biasa dia lewati ketika pergi ke kantor dan suara burung di pagi hari.
Habibyar membuat janji kepada putranya ketika pesawat lepas landas. Hamzah (6) yang menangis dan tidak mau pergi.
"Saya mengatakan kepadanya bahwa Anda akan membuat janji kepada saya: untuk belajar, menjadi seseorang dan kembali," katanya.(*)