Surat 'Keramat' dari Gubernur Ibrahim Hasan Membawa Sakum Nugroho ke Persiraja

Ya, saat itu, Lantak Laju harus terjun bebas ke divisi I setelah lama bermukim di kompetisi elit divisi utama.

Penulis: Imran Thayib | Editor: Imran Thayib
Kolase Serambinews.com/IST
Kolase foto mantan gelandang bertahan Persiraja, Sakum Nugroho dan mantan gubernur Aceh, Ibrahim Hasan. 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Musim 1986/1987 menjadi catatan sejarah buruk bagi perjalanan bonden Kutaraja, Persiraja Banda Aceh.

Ya, saat itu, Lantak Laju harus terjun bebas ke divisi I setelah lama bermukim di kompetisi elit divisi utama.

Nah, setelah lama berwara-wiri di kompetisi I PSSI, akhirnya Persiraja bertekad kembali ke divisi utama.

Ketua Umum Persiraja, Ir H Iskandar Husein bersama pengurus menyusun program.

Rustam Effendy alias Papi Rustam (almarhum) diberi kepercayaan menjadi manajer Persiraja.

Sementara Teuku Hermansyah diangkat sebagai wakil manajer.

Mantan bintang PSMS Medan, Parlin Siagian didapuk menjadi arsitek Lantak Laju di divisi I.

Guna mencapai target kembali promosi, Persiraja memburu pemain terbaik di seluruh Aceh.

Nama-nama beken semisal Dahlan Jalil, Mustafa Jalil, Abdurrahman, Anwar, Zarmansyah alias Tompi, Samsul Bahri

(almarhum), dan A Gamal (almarhum) diboyong ke Stadion H Dimurthala.

Selain itu, ada juga Ramadana, Azwandin Lubis, Taufik Azhari, Taufik Junianto hingga Mashuri (almarhum), Lampineung.

“Sebagai wakil manajer, saya diberikan tugas untuk mencari pemain di seluruh Aceh. Makanya, saya harus berwara-wiri mulai dari Medan ,” kenang mantan pemain Persiraja, H Teuku Hermansyah kepada Serambinews, Minggu (5/9/2021).

Akhirnya, Persiraja memutuskan untuk pemusatan latihan di Kota Medan.

Punggawa Lantak Laju menginap di asrama haji, sementara latihan di Lapangan Paskhas.

Ternyata, ungkap Hermansyah, dalam perjalanan tim dan Parlin Siagian masih butuh pemain.

“Saat berada di Lhokseumawe, saya bertemu Sakum di Stadion Rawa Sakti. Di situ, saya tanya apa mau gabung Persiraja,” cerita Hermansyah.

Ketika itu, Sakum Nugroho baru pindah kerja dari Sumut ke sebuah bank di Lhokseumawe.

Akhirnya, pengurus sepakat untuk merekrut Sakum.

Ternyata, dalam proses permintaan Sakum kepada tempat kerjanya, pengurus Persiraja juga meminta dukungan dari Gubernur Aceh, Prof Dr Ibrahim Hassan MBA.

“Oleh pak gubernur, dibuatlah surat ke bank tempat Sakum bekerja,” ucapnya.

Setelah menerima surat dari Ibrahim Hassan, maka berangkatlah Rustam Effendi, HT Hermansyah, dan seorang pengurus Persiraja, Abdullah Papi ke Lhokseumawe.

“Di sana, pimpinan bank itu sempat ragu dengan surat yang kami bawa. Meski surat itu dari Gubernur Aceh, mereka masih meneliti apa surat itu palsu,” kata Hermansyah sembari tersenyum mengingat kejadian itu.

Ternyata, usaha keras mereka dengan surat ‘keramat’ Gubernur Ibrahim Hasan membuahkan hasil.

“Bank tempat Sakum bekerja membolehkan dia pindah ke Banda Aceh sekaligus gabung bersama Persiraja,” pungkas Hermansyah.

Baca juga: Konglomerat Kaharudin Ongko Dipanggil Satgas BLBI, Wajib Kembalikan Uang Negara Rp 8,2 Triliun

Baca juga: Satgas Nemangkawi Tangkap Penyuplai Dana dan Senjata ke KKB Papua, 3 Pucuk Senpi Disita

Baca juga: Tak Untung, Orang Terkaya di Dunia Asal Prancis Bernard Arnault Jual Seluruh Sahamnya di Carrefour

Baca juga: AFK Aceh Barat Layangkan Surat Protes ke Asprov Futsal Aceh

Promosi ke Divisi Utama

Stadion Mandala Krida Yogyakarta menjadi saksi perjalanan sejarah panjang Persiraja di blantika sepakbola nasional.

Di sana, Lantak Laju kembali promosi ke divisi utama pada musim 1991/1992 dari divisi I.

Selain Persiraja, terdapat PS Bengkulu, PSIM Yogyakarta, dan PSIR Rembang yang kembali ke kompetisi tertinggi di Tanah Air saat itu.

Salah satu bintang ketika itu bernama Sakum Nugroho.

Pemain asal Medan tersebut memiliki peran penting dalam tim yang dilatih Parlin Siagian.

Sebagaimana diketahui, Sakum Nugroho juga mampu mengantarkan PSMS juara Perserikatan tahun 1983 dan 1985.

Kemudian, Sakum juga ikut andil saat tim sepakbola Sumatera Utara merebut medali emas pada PON 1985.

“Setelah pensiun dari PSMS, Sakum pindah tugas ke Lhokseumawe. Saat itu, dia berkerja di sebuah bank,” cerita mantan pemain Persiraja, Anwar dan Dahlan Jalil kepada Serambinews, Sabtu (4/9/2021) malam.

Saat itu, Ketua Umum Persiraja, H Iskandar Husein turun langsung untuk mengurus proses perpindahan Sakum dari Lhokseumawe ke Banda Aceh.

Bergabungnya mantan pemain timnas Indonesia era 80-an, membuat kekuatan Persiraja semakin tangguh dan solid.

“Sebagai gelandang bertahan, dia benar-benar kuat di lini tengah terutama saat menghadang serangan lawan,” kenang rekan Sakum di lini tengah, Anwar.

Dahlan Jalil mengungkapkan, kemampuan yang dimiliki Sakum benar-benar di atas rata-rata.

“Bila sudah mampu merebut bola, dia langsung memberikan umpan akurat buat saya dan A Gamal,” cerita ayah tiga putra itu.

Di bawah asuhan Parlin Siagian, Persiraja tampil dengan formasi 4-4-1-1.

Kala itu, ciri khas permainan Lantak ngotot, cepat, keras dan agresif.

Tak ayal, saat itu, gol Persiraja saat bermain di kandang dan tandang selalu tercipta di menit awal pertandingan.

Taufik Junianto menjadi pilihan utama di bawah mistar.

Di lini bawah, kolaborasi kapten Samsul Bahri (almarhum), Abdurrahman, Hendra Saputra, dan Ramadana menjadi tembok kokoh bagi lawan.

Sementara di sektor lapangan tengah menjadi milik kuartet Zarmansyah Tompi, Sakum Nugroho, Mustafa Jalil, dan Anwar.

Di posisi second-striker ditempati mantan punggawa timnas yang pernah tampil di Pra-Piala Asia Pelajar di Doha, Qatar, Dahlan Jalil.

Posisi tukang gedor di lini depan Lantak Laju sepenuhnya menjadi milik Agamal.

Sebagaimana janjinya, Sakum Nugroho hanya bermain satu musim di Persiraja.

Ya, setelah sukses membawa kembali Persiraja promosi ke divisi utama, Sakum Nugroho memutuskan untuk pensiun.

Itu menjadi keputusan kedua pensiun Sakum setelah sebelumnya di PSMS Medan.

“Setelah Persiraja promosi, Sakum benar-benar meninggalkan sepakbola. Dan dia lebih memilih konsentrasi untuk bekerja di bank,” ungkap Anwar.

Baca juga: Istri Dalangi Pencurian Sapi Suami, Uang untuk Bayar Utang yang Sudah Terlilit dan Beli Skincare

Baca juga: Kabar Gembira, Indonesia Berhasil Lampaui Target Medali di Paralimpiade Tokyo 2020

Baca juga: Pukat Darat Masih Menjadi Andalan Nelayan Tradisional Bireuen Walaupun Hasil Tangkapan Sedikit

Baca juga: Mo Salah Minta Naik Gaji 150 Persen, Liverpool Siap-siap Rogoh Kocek Rp 8,4 Miliar untuk Megabintang

Meninggal Dunia

Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Mantan bintang Persiraja era 90-an, Sakum Nugroho berpulang ke rahmatullah pada Sabtu (3/9/2021).

Bagi suporter Persiraja dan pecinta sepakbola di Aceh, nama eks gelandang PSMS Medan itu selalu diingat.

Karena, dia salah satu pemain yang memiliki kontribusi membawa Persiraja kembali promosi ke divisi utama pada musim 1991/1992 dari divisi I.

Sakum Nugroho menjalani fase kehidupan yang berubah drastis.

Nama besarnya di blantika sepak bola nasional dia lepas demi mengabdi kepada masyarakat secara total.

Pengabdian ini pun ini pun tidak biasa, karena pesepakbola yang dulu bermain di sektor gelandang ini memilih sebagai tukang gali kubur.

"Dia bukan hanya menarik diri dari sepak bola, tapi dari seluruh kehidupan dunia," kata Sekretaris Umum PSMS Medan, Julius Raja kepada Serambinews, Sabtu (4/9/2021).

Julius menjelaskan, aktivitas ini dilakukan almarhum di lingkungan rumahnya di Klambir V, Tanjunggusta, Deliserdang, Sumatera Utara sejak 10 tahun lalu.

Menariknya, Sakum Nugroho sama sekali tidak memungut bayaran setiap kali menggali kubur.

"Bukan hanya tidak dibayar, dia juga tidur di gubuk yang ada di kuburan. Tujuannya bila diperlukan sewaktu-waktu dia ada di lokasi," ujarnya.

Julius merupakan salah satu sosok yang mengenal dekat Sakum karena dulu sama-sama mengantarkan PSMS juara Perserikatan tahun 1983 dan 1985.

Kemudian, Sakum juga andil merebut medali emas untuk tim Sumut pada PON 1985.

Dan secara khusus dia pernah menanyakan alasan almarhum melakoni aktivitas itu.

"Pernah saya tanya, dia bilang ingin lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. ini cara dia meningkatkan amal," tutup Julius.

Agen sepakbola papan atas Indonesia, Edisyah Putra kepada Serambi, Sabtu (4/9/2021), mengungkapkan, kalau sosok Sakum Nugroho dikenal sangat santun.

Edisyah menceritakan, suatu hari dirinya pernah bertemu dengan Sakum Nugroho.

“Saya pernah tanya, Sakum kenapa memutuskan untuk meninggalkan sepakbola. Ternyata, saat itu, Sakum menjawab kalau dirinya mencari ridha Allah SWT dengan menjadi penggali kubur,” kenang pria asal Kota Langsa itu.

Seorang fans PSMS, Raju mengungkapkan, Sakum Nugroho merupakan pensiunan dari karyawan bank di Kota Lhokseumawe, dan pernah bertugas di Banda Aceh.

“Meski memiliki kemampuan mapan, Bang Sakum lebih memilih kehidupan untuk mewakafkan dirinya untuk kepentingan warga. Ya, dia menggali kuburan di lingkungan tempat tinggal,” kata Raju.

Sebagaimana diketahui, Sakum Nugroho ditarik oleh Persiraja Banda Aceh selepas meninggalkan PSMS Medan.

Saat itu, setelah mengakhiri karier sebagai bintang PSMS, Sakum Nugroho pindah tugas ke bank pemerintah di Lhokseumawe.

Ternyata, kehadirannya di Lhokseumawe menarik perhatian petinggi terutama Ketua Umum Persiraja asal Trienggadeng, H Iskandar Husein.

Meski sudah tiga tahun meninggalkan lapangan hijau, namun kemampuannya tak menghilang.

Sang arsitek Persiraja, Parlin Siagian langsung memberi satu slot bagi Sakum di lini tengah.

Kala itu, Sakum bahu membahu bersama Taufik Junianto di bawah mistar, kapten Samsul Bahri, Abdurrahman, Hendra

Saputra, Ramadana, Zarmansyah alias Tompi, Mustafa Jalil, Anwar, Dahlan Jalil, dan mesin gol asal Meureudu, A Gamal.

Dari pahlawan yang sukses membawa Persiraja kembali ke divisi utama musim 1991/1992, empat pemain sudah meninggal dunia.

Mereka yang sudah kembali ke rahmatullah adalah kapten Samsul Bahri, Zarmansyah alias Tompi, Agamal, dan Sakum Nugroho.

Demikian juga dengan Parlin Siagian yang juga sudah meninggal dunia pada November 2020 di Medan, Sumatera Utara.(*)

Baca juga: VIDEO Penyeberangan ke Pulo Aceh Kembali ke Era Kapal Kayu, Imbas KMP Papuyu Naik Docking

Baca juga: VIDEO Petinggi TNI Datangi Keramba Tiram Eks Kombatan GAM Tgk Jamaica di Ulee Lheue Banda Aceh

Baca juga: VIDEO Anies Baswedan Bagikan Momen di JPO Lenteng Agung: Selamat Berinteraksi di JPO Baru Ini

Baca juga: VIDEO Heboh Penemuan Wajan Raksasa Berkarat Berdiameter 2,5 di Bantul

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved