Berita Banda Aceh

Ini 3 Buku Penting akan Diluncurkan Rektor saat Puncak Dies Natalis Ke-60 USK

Rektor menyebutkan agenda utama dalam dies natalis ini adalah mendengarkan orasi ilmiah oleh Puan Maharani selaku Ketua DPR RI, sekitar pukul 11.00 WI

Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Mursal Ismail
DOKUMEN SYIAH KUALA UNIVERSITY PRESS
60 Tahun USK, Menuju Universitas yang Mandiri dan Modern. Salah satu buku yang akan dilaunching Rektor USK saat puncak peringatan dies natalis ke-60 USK pada 29 September 2021. 

Sekarang Banda Aceh sudah level 3 sehingga dies bisa dilaksanakan secara luring dan daring," kata Prof Samsul Rizal.

Pergeseran jadwal itu, kata Samsul, tidak masalah sepanjang puncak peringatan diesnya tetap bisa dilaksanakan pada bulan yang sama, yakni September. Tidak bergeser terlalu jauh ke bulan lain.

Baca juga: USK Perpanjang Perkuliahan Daring

Puan Maharani terpilih menjadi Ketua DPR periode 2019-2024. (Kompas.com)
Siapa Puan?

Puan Maharani yang akan menjadi 'dies reader' USK kali ini merupakan putri dari Taufik Kiemas dan Megawati Soekarnoputri.

Lahir 6 September 1973, Puan mempunyai nama lengkap Puan Maharani Nakshatra Kusyala Devi.

Ia merupakan politisi PDI-P, partai peraih suara terbanyak pada Pemilu 2017 sehingga terpilih sebagai Ketua DPR RI.

Dalam kapasitas Ketua DPR RI inilah USK mengundang Puan Maharani untuk menyampaikan orasi ilmiah saat USK berusia 60 tahun.

Antara USK dengan keluarga besar Puan Maharani punya kaitan historisitas yang kuat.

Pada 2 September 1959, kakek Puan, yakni Ir Soekarno, datang ke Banda Aceh untuk meresmikan Kopelma Darussalam sekaligus meresmikan Fakultas Ekonomi Kutaradja (cikal bakal Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala) yang saat itu masih dititip di USU Medan.

Kopelma Darussalam yang diresmikan Ir Soekarno itu kelak menjadi tempat berdirinya Universitas Syiah Kuala, IAIN (kini UIN) Ar-Raniry, dan STIK Tgk Chik Pante Kulu.

Saat berada di Darussalam Kutaradja (kini Banda Aceh), Presiden pertama Republik Indonesia itu juga menuliskan sarakata yang terkenal hingga kini: Tekad bulat melahirkan perbuatan yang njata. Darussalam menuju kepada pelaksanaan tjita-tjita.

Soekarno menuliskan sarakata tersebut pakai kapur di papan tulis, lalu dipindah dan dipahatkan di atas sepotong marmer (pualam). Kini marmer yang berbentuk prasasti itu diletakkan di Tugu Darussalam.

Baik Universitas Syiah Kuala maupun UIN Ar-Raniry sama-sama menjadikan Tugu Darussalam tersebut sebagai unsur utama dalam lambang (logo) institusinya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved