Opini

Geliat Ekonomi Klaster UMKM Blang Padang

Lapangan Blang Padang di Banda Aceh dahulunya hanya digunakan untuk upacara serta tempat olahraga pada pagi dan sore hari

Editor: hasyim
zoom-inlihat foto Geliat Ekonomi Klaster UMKM Blang Padang
FOR SERAMBINEWS.COM
Prof. Dr. APRIDAR, S.E., M.Si Guru Besar Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan USK dan Rektor Universitas Islam Kebangsaan Indonesia (Uniki) Aceh, melaporkan dari Lhokseumawe Aceh

Di sisi lain, sejarah tersebut sebagai bukti konkret sumbangsih masyarakat Aceh yang begitu cinta terhadap bangsa Indonesia. Nilai-nilai sejarah yang terukir tersebut akan melekat di hati pengunjung yang mau belajar dari situs tersebut.

Monumen Thanks to The World, merupakan monumen yang berisi ucapan terima kasih pemerintah dan rakyat Aceh terhadap 53 negara yang membantu Aceh untuk bangkit kembali setelah dilanda gempa dan tsunami pada 26 Desember 2004. Ucapan terima kasih dan kata damai di monumen tersebut ditulis dalam bahasa negara-negara donatur tersebut. Misalnya, ‘Thank you and peace’ sebagaimana tertera di monumen ucapan terima kasih Aceh kepada Kerajaan Inggris.

Sebagaimana kita ketahui, Kota Banda Aceh dan daerah seputaran pantai Samudra Hindia jadi porak-poranda akibat gempa berkekuatan 9,3 skala Richter kala itu dan memicu terjadinya tsunami dahsyat. Namun, berkat adanya kepedulian dari masyarakat dunia (dan sekitar 17.000 ekspatriat saat itu) Aceh dapat dibangun kembali dengan baik seperti terlihat sekarang ini.

Pembangunan luar biasa dilakukan dari berbagai pihak dan negara, dengan hati yang tulus dan ikhlas disampaikan masyarakat Aceh yang diabadikan dalam Monumen Thanks to The Word.

Di lokasi wisata juga terlihat lima buah bangunan yang menyerupai gelombang ombak serta terdapat prasasti yang disebut dengan “Walk of Frame Tsunami” .

Di Lapangan Blang Padang yang sejuk dan asri, wisatawan juga bisa menyaksikan sebuah monumen lain, yaitu tugu peringatan tsunami. Tugu ini dibangun untuk mengenang peristiwa bersejarah, yaitu bencana tsunami yang melanda Aceh serta sebagian besar pesisir Asia Pasific. Keberadaan monumen ini agar generasi masa depan tetap ingat bahwa di Aceh pernah terjadi sebuah peristiwa memilukan yang menyebabkan ratusan ribu jiwa warga kehilangan nyawa.

Catatan sejarah yang memiliki makna luar biasa, secara bersamaan merupakan area tumbuh dan berkembangnya klaster UMKM sekaligus sebagai sentra pertumbuhan ‘ekonomi wong cilik’. Potensi serta geliat ekonomi di area wisata yang indah dan asri tersebut perlu dipelihara dan dijadikan sebagai model pembinaan klaster UMKM yang berkesinambungan. Semoga ekonomi kerakyatan benar-benar membumi di Aceh, daerah yang menerapkan syariah Islam secara kafah. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved