Breaking News

Berita Bireuen

Kepala Pusat P4TK TK dan PLB: Lingkungan Sekolah Muhammadiyah Bireuen Cerminkan Budaya Inklusif

Kunjungan kerja atau kunker itu tepatnya ke Sekolah Luar Biasa atau SLB Vokasional Muhammadiyah Bireuen.

Penulis: Mursal Ismail | Editor: Mursal Ismail
For Serambinews.com
Kepala Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Luar Biasa atau P4TK dan PLB, Drs Abu Khaer, MPd, melakukan kunker ke Bireuen, Sabtu (6/11/2021). Kunjungan kerja atau kunker itu tepatnya ke Sekolah Luar Biasa atau SLB Vokasional Muhammadiyah Bireuen. Selain itu, juga ke salah satu satu sekolah penggerak di Kabupaten Bireuen, yakni Sekolah Dasar Islam Terpadu atau SDIT Muhammadiyah Bireuen.  

Menurutnya berbagai regulasi yang tekah ada menjadi dasar penguat ketika melaksanakan berbagai program berkaitan pendidikan ramah anak. 

Regulasi dimaksud seperti Undang-undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas. 

Kemudian Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2020 tentang Penyediaan Akomodasi yang Layak untuk Peserta Didik Penyandang Disabilitas. 

Baca juga: Alhudri: Tim Terapis Autis Disdik Aceh Mitra SLB & Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif Se-Aceh

Abu Khaer berharap ikhtiar yang telah dijalankan dalam lingkungan sekolah Muhammadiyah dapat diadopsi menjadi role model dan menjadi inspirasi bagi lingkungan sekolah lainnya di Aceh.

Turut hadir saat acara ini, Kepala Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan atau LPMP Aceh, Dr Muslihuddin, MPd, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Bireuen, Murtadha, SSos. 

Kemudian Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bireuen, Muhammad Al Muttaqin, SPd, MPd, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bireuen, dr Athaillah A Latief, SpOG.

Selanjutnya 18 kepala sekolah penggerak, para kepala sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dan para tamu undangan lainnya. 

Sementara itu, informasi dihimpun Serambinews.com dari berbagai sumber inklusif adalah memosisikan dirinya dalam posisi yang sama dengan orang lain atau kelompok lain. 

Dengan demikian membuat orang tersebut berusaha memahami perspektif orang lain atau kelompok lain dalam menyelesaikan sebuah permasalahan. Lawan dari inklusif adalah eksklusif. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved