Punya Peralatan Canggih, Aktivitas Balitbangkes Aceh Diakhiri Bulan Depan, Apa Fungsi Berikutnya?

Informasi itu diumumkan Fahmi di grup WhatsApp FAMe Peduli Corona yang beranggotakan puluhan dokter spesialis

Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Amirullah
For Serambinews
Dr. Fahmi Ichwansyah, S.Kp., M.P.H., Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Aceh 

Saat itu, Kepala Dinas Kesehatan Aceh, dr Hanif mengatakan Pemerintah Aceh mendukung penuh pemeriksaan sampel swab Covid-19 di Balitbangkes Aceh yang berada di Desa Bada, Lambaro, Aceh Besar.

Hanif menjelaskan, Balitbangkes Aceh mulanya merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kesehatan RI.

UPT ini didirikan pascatsunami Aceh, tepatnya pada 17 Januari 2005.

Baca juga: Cara Menghilangkan Pegal-pegal di Badan Secara Alami, Berikut Tips dari dr Zaidul Akbar

UPT tersebut awalnya difungsikan sebagai laboratorium lapangan. Tujuannya untuk mengantisipasi terjadinya penyakit emerging dan reemerging akibat tsunami yang meluluhlantahkan Aceh pada 26 Desember 2004.

Kemudian, UPT ini dikembangkan menjadi Unit Pelaksana Fungsional (UPF) Litbang Kesehatan.

Pada 2013, statusnya ditingkatkan menjadi Loka Litbang Biomedis Aceh. Kegiatannya, kata Hanif, meliputi penelitian kesehatan yang berbasis biomedis.

Berikutnya, pada akhir 2017, status UPF ini kembali ditingkatkan statusnya menjadi Balitbangkes Aceh, dengan fokus kegiatan melakukan penelitian kesehatan di semua bidang.

Lab ini sudah dikembangkan sejak 2013 secara bertahap. Saat ini malah sudah berbentuk laboratorium riset kesehatan.

Laboratorium yang dimiliki Balitbangkes Aceh ini adalah laboratorium penyakit infeksi dan laboratorium penyakit tidak menular.

Pemeriksaan laboratorium di Balitbangkes Aceh dilakukan untuk mendukung penelitian-penelitian di bidang biomedis dan kesehatan.

Penelitian yang selama ini sudah dilakukan di balai ini di antaranya adalah pemeriksaan laboratorium untuk penelitian tuberculosis, demam berdarah dengue, filariasis, diare, malaria, konfirmasi flu burung, dan beberapa lainnya.

"Laboratorium Balitbangkes Aceh juga berfungsi sebagai laboratorium konfirmasi plasmodium knowlesi (malaria yang berasal dari moyet ekor panjany) yang ditunjuk oleh WHO, Ditjen P2P Kemenkes, Badan Litbangkes dan Dinas Kesehatan Aceh, sebagai laboratorium konfirmasi plasmodium knowlesi untuk Provinsi sejak 2019.

Menurut Fahmi Ichwansyah kepada Serambinews.com, Balitbangkes Aceh ini mempunyai wilayah kerja yang meliputi Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Kepulauan Riau. (*)

Baca juga: Cara Menghilangkan Pegal-pegal di Badan Secara Alami, Berikut Tips dari dr Zaidul Akbar

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved