Legenda Flying Dutchman
Kisah Kapal Hantu Bajak Laut Flying Dutchman yang Tak Pernah Bisa Berlabuh
Flying Dutchman mengarungi lautan untuk selamanya, yang kisahnya diperkirakan sejak abad ke-17, dimana VOC berada pada masa kejayaannya.
Sastrawan Skotlandia, Sir Walter Scott juga menulis pengalaman menakutkannya ketiak berlayar di laut saat terjadi badai dalam Rokeby (1812). Dia menyebut Dutchman adalah kapal, bukan karakter manusia. Dutchman muncul dalam malapetaka yang terjadi dalam kru, tetapi tidak dijelaskan kejadiannya secara rinci.
Selain para pelaut, bahkan Raja George V (1865-1936) juga melihatnya. Seperti cerita SpongeBob SquarePants, kapal Flying Dutchman terlihat melayang-layang. Padahal itu sebenarnya dapat dijelaskan dengan penampakan fatamorgana, yang mana benda-benda di cakrawala seperti kapal bisa terlihat melayang-layang, seolah kapal hantu yang mengambang.
Baca juga: MK Putuskan UU Cipta Kerja Inkonstitusional Bersyarat, Rafli: Kesempatan Penyesuaian dengan UUPA
Kejadian serupa juga terjadi pada 4 Maret 2021 ketika David Morris, seorang pengembang properti, memotret penampakan itu pantai dekat Falmouth, Cornwall, Inggris. Dilansir dari BBC, Morris mengatakan fotonya bukan suntingan, dan para ahli menjelaskan kejadian itu fatamorgana superior yang serupa dialami George V.
Anderweg menganggap penampakan Flying Dutchman oleh orang Inggris terjadi secara sederhana. Kemunculannya sangat persis ketika kekuatan angkatan laut Belanda memdura, di saat Inggris berjaya.
“Pelaut di abad 18 dan 19 hanya memiliki dua penjelasan untuk pengalaman melihat Flying Dutchman: takhayul atau kegilaan,” kata Nic Compton, seorang penulis buku terkait maritim, seperti Off the Deep End: A History of Madness at Sea.
"Entah itu 'kapal hantu' atau kamu gila jika kamu pikir kamu telah melihatnya. Saat ini kami memiliki penjelasan ketiga: sains," ujarnya dilansir Atlas Obscura.
Ketenaran Flying Dutchman seketika menurun pada abad ke-20 seiring dunia maritim Inggris raya menurun. Andweg melihat ada dua faktor yang memudarkan ketenarannya: berkurangnya pengetahuan dan minat publik tentang pelayaran, dan berakhirnya era kolonialisme.(NationalGeographic.grid.id)