Kisah Kang Adi 35 Tahun Jadi Pengamen, Bentuk Yayasan Untuk Menampung dan Sekolahkan Anak Jalanan

Yayasan itu didirikan, Adi Supriyadi atau akrab disapa Kang Adi, seorang pria yang sudah 35 tahun menjadi anak jalanan dan mengamen

Penulis: Jafaruddin | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/JAFARUDDIN
Tiga narasumber mengisi materi pelatihan untuk peserta Program Fellowship Jurnalisme Pendidikan Batch III yang dipandu Nurcholis Basyari, Direktur GWPP. 

Namun, suatu ketika, saat seorang anak binaannya mengalami sakit dan harus dirawat di Rumah Sakit.

Baca juga: Kisah Warga Lari Selamatkan Diri Saat Gunung Semeru Meletus, Saat Erupsi Seperti Kiamat

Saat itu Adi mengalami kesulitan, uang dimilikinya dari hasil mengamen tidak mencukupi untuk membayar biaya pengobatan. 

Karena tak sanggup membayar biaya pengobatan terjadi keributan, dirinya dengan Satpam.

Karena anak-anak tersebut belum memiliki kartu identitas, tapi di sisi lain, menurut Adi anak-anak tersebut harus diperhatikan negara. 

“Saya marah-marah sampai ribut dengan satpam, karena tak sanggup membayar biaya pengobatan anak jalanan," ucapnya.

Saat keributan tersebut, tiba-tiba kata Adi, seorang ibu-ibu yang tidak dikenal membawanya ke parkiran. Ibu itu tidak menyebutkan namanya. 

"Ibu itu memberikan uang, kemudian bilang ke saya, tolong dibikin Yayasan biar mencari uang lebih mudah (untuk anak-anak jalanan)," ungkap Adi yang mengaku sudah yatim/piatu sejak kecil. 

Kemudian, uang yang diberikan ibu tidak dikenal tersebut, dijadikan Adi membuat Yayasan Senja. Kini Yayasan yang didirikannya itu sudah 12 tahun menampung anak-anak jalanan. 

Adi juga sempat mengisahkan salah satu nasib anak jalanan yang ditampungnya itu hendak dijual oleh orangtuanya Rp 20 juta.

Namun, karena tidak ada yang membelinya karena kondisi pandemi, kemudian dibuang. 

“Orangtuanya broken home(pisah), seperti itulah kehidupan anak-anak jalanan tersebut, kemudian kita tawarkan untuk kita tampung di Yayasan Senja,” ungkap Adi. 

Baca juga: BERITA POPULER - Asmaul Husna Tak Mau Dicap Anak Durhaka, Toke Awi Mundur, Ada Pemutihan Pajak

Ketua Yayasan Senja tersebut setelah mendirikan yayasan bertemu dengan orang-orang baik, salah satunya adalah PT Paragon yang memberikan bantuan, seperti pembangunan tempat berkumpul anak jalanan. 

Adi juga mengisahkan pelbagai masalah yang ditemukan saat membina mereka, kemudian saat pengurusan kartu identitas seperti akta kelahiran untuk kebutuhan administrasi.  

“Sulit sekali berhadapan dengan birokrasi di negara kita,” ungkap Adi. Namun pria tersebut mengaku tetap sabar.

Saat ini sekitar 22 anak jalanan disekolahkan oleh yayasan yang didirikannya dari 130 anak jalanan yang ditampungnya itu.  

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved