Jurnalisme warga

Berharap Jalan Diponegoro Seperti Malioboro

Pasar Aceh merupakan sentral perekonomian di Kota Banda Aceh. Namun, bagi masyarakat

Editor: hasyim
zoom-inlihat foto Berharap Jalan Diponegoro Seperti Malioboro
IST
Oleh Amrullah Bustamam, LL.M Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Banda Aceh, melapor dari Jantho, Aceh Besar

Lain halnya jika untuk ke depannya Jalan Diponegoro diubah oleh Pemko Banda Aceh menjadi jalan yang mempunyai daya tarik tersendiri, layaknya Jalan Malioboro di Yogyakarta.

Mungkin, Anda pun pernah jalan-jalan di Malioboro. Inilah jalan yang selalu diingat oleh wisatawan lokal dan mancanegara.

Ada apa di Malioboro? Jalan Malioboro merupakan jalur kendaraaan umum, tapi di kanan kiri jalannya dijual berbagai kerajinan seni hasil buatan tangan dan pertunjukan budaya lainnya.

Di sini masyarakat dapat menyaksikan pentas seni, terdapat pula berbagai lapak kaki lima dengan dagangan cendera mata yang sangat variatif.

Pemko Yogyakarta acap kali mengadakan karnaval, baik itu untuk memperingati hari ulang tahun (HUT) kemerdekaan RI, karnaval hari-hari besar Islam, ulang tahun Kota Yogyakarta, dan lainnya. 

Pendeknya, Jalan Malioboro menjadi fokus utama setiap diakan karnaval tersebut.

Jalan Malioboro menjadi ikon utama Yogyakarta, kenapa demikian? Hal ini tidak lepas dari kebijakan Pemko Yogyakarta yang selalu merawat sejarah.

Selain belanja, Malioboro sekarang juga nyaman untuk lokasi jalan-jalan. Ada pedestrian area dengan bangku-bangku yang instagramable di sepanjang jalan hingga titik Nol Kilometer.

Di saat malam pun, jalan ini tetap penun dan meriah. Gemerlap lampu-lampu malam menjadikan Jalan Malioboro seperti surganya pelancong.

Untuk menyiasati parkiran kendaraan bagi pengunjung, Pemko Yogyakarta telah menata parkiran dengan sangat rapi. Pemko menyediakan 12 kantong parkiran/pos parkiran (istilah jogja).(Tempo.com).

Masih banyak hal yang bisa diadopsi dari Jalan Malioboro ini dan kemudian ditumpahkan ke dalam kesumpekan Jalan Diponegoro Kota Banda Aceh.

Sudah waktunya Pemko Banda Aceh berinisiatif mengubah Jalan Diponegoro menjadi lebih meriah dibanding sekarang.

Banyak sekali space di sekitaran Pasar Aceh yang bisa dikembangkan menjadi area yang menarik perhatian masyarakat luar untuk datang dan menikmati Kota Banda Aceh lebih dari yang sekarang ini.

Untuk keragaman hasil karya seni dari Aceh yang bisa dijual di Jalan Diponegoro ini rasanya cukup melimpah, tinggal dikirim dari berbagai kabupaten/kota di Aceh saja.

Sumber daya manusia dan kreativitas anak-anak Aceh sekarang ini saya rasa cukup siap untuk menyulap Jalan Diponegoro menjadi meriah, seperti halnya Jalan Malioboro di Yogyakarta.

Semoga Pasar Aceh sebagai pasar tua bersejarah tetap terawat keasliannya, jangan diubah dengan konsep pasar modern semua.

Tingginya peradaban karena pandainya penguasa (pemerintah) merawat sejarah. Dalil ini juga berlaku untuk Banda Aceh.

Baca juga: Mengambil Iktibar dari Erupsi Semeru

Baca juga: Vaksinasi Ikhtiar Kemaslahatan

Baca juga: Ratusan Peserta Ikut Bulan Bakti Karang Taruna

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved