Berita Banda Aceh
Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak di Aceh Meningkat
“Kalau tahun 2019 lebih dari 1.000 kasus yang kita terima, lalu menurun pada 2020 menjadi 905 kasus.
Penulis: Mawaddatul Husna | Editor: Nur Nihayati
"Sekarang masa pandemi angka kekerasan seksual juga cukup tinggi.
Dan yang paling sedih, pelaku adalah orang terdekat korban. Hal itu bisa disebabkan karena kita dituntut di rumah," sebut Khuzaimah yang juga pendamping korban kekerasan seksual di Aceh Utara.
Khuzaimah menyebutkan yang menjadi kendala di Aceh Utara adalah anggaran. Kemudian, tidak tersedia psikolog yang khusus menangani korban kekerasan seksual.
"Jadi terpaksa kami sendiri yang menjadi konselingnya. Kendati demikian, penanganan hukum di Aceh Utara sudah cukup baik," tutur Khuzaimah.
Mewakili Kelompok Muda, Fakhraniah, mengatakan saat ini di kampus masih menjadi tempat paling rentan terjadi kekerasan.
"Saya rasa perlu di kampus melakukan upaya preventif agar tidak ada terjadi kekerasan seksual di tingkat kampus. Kemudian, bagaimana kampus menyediakan layanan pengaduan bagi mahasiswa juga penting," ungkap Fakhraniah.
Penyintas Korban Konflik di Banda Aceh, Rasyidah, menambahkan korban kekerasan seksual harus mendapat penanganan yang baik. Kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak di desa itu saat ini seperti fenomena gunung es.
Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Flower Aceh, Ernawati, menjelaskan kekerasan seksual saat ini menunjukkan tren peningkatan terutama masa pandemi Covid-19 dengan pelaku yang rata-rata adalah orang terdekat korban.
"Jadi seperti tidak ada ruang aman lagi untuk anak.
Dia menyerang random tidak hanya anak, juga lansia. Sangat berisiko seperti tidak ada ruang aman lagi. Termasuk di kampus," ungkap Erna yang juga pendamping kasus kekerasan seksual di Pidie. (*)
Baca juga: VIDEO Kerbau Mati Mendadak di Abdya Akibat Diserang Penyakit Ngorok