Gempa NTT
Warga Panik Berlarian, Plafon Kantor Bupati Ende Roboh Saat Gempa
Mereka pun berdesak-desakan lari ke luar ruangan. Beruntung, plafon yang runtuh tidak mengenai mereka.
Pantauan Tribun, warga Kabupaten Sikka pun berhenti melakukan aktivitas dan kota terlihat sepi karena warga yang telah mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
Baca juga: Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar Lauching Vaksinasi Desember Ceria
Baca juga: Mayat Kedua yang Ditemukan Diketahui sebagai Sopir Travel yang Jatuh ke Jurang
Baca juga: Pemuda dan Pelajar NU Bireuen Gelar Donor Darah, Disumbangkan ke RSUD Fauziah Bireuen
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika(BMKG) memang sempat mengeluarkan peringatan dini tsunami usai gempa 7,4 SR. Ancaman tsunami bisa terjadi di Flores Timur bagian utara, Pulau Sikka, Sikka bagian utara, dan Pulau Lembata.
Hasil monitoring alat pengukur muka air laut dari Badan Informasi Geospasial menunjukkan adanya kenaikan muka air laut setinggi 7 cm di Stasiun Badan Informasi Geospasial Stasiun Reo dan Stasiun Marapokot, NTT.
Namun peringatan tsunami tersebut kemudian berakhir sekitar pukul 11.30 WITA. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati meminta pemerintah daerah untuk menyampaikan kepada masyarakat agar kembali ke tempatnya masing-masing.
Baca juga: Dua Koordinator di Kejati Aceh Jadi Kepala Kejaksaan Negeri di NTT dan Sumatera Barat
"Peringatan dini tsunami dinyatakan telah berakhir. Sehingga kami mohon, tadi bapak wakil gubernur dan bapak bupati kami sempat berdiskusi dengan beliau," ujar Dwikorita.
Meski begitu, dirinya meminta masyarakat untuk tetap waspada ketika kembali ke rumah atau tempatnya masing-masing. Masyarakat, menurutnya, harus mewaspadai gempa susulan yang bisa terjadi. Menurutnya, masyarakat harus melihat kelayakan rumahnya setelah terkena gempa.
"Waspada ada gempa susulan, kembali rumah masing-masing. Melihat rumah layak huni atau tidak, rusak parah atau bisa dihuni," tutur Dwikorita. (Tribun Network/fah/ris/wly)