Mobil Masuk Jurang
Pelukan Terakhir Abu Bismi untuk Anaknya, Fitri Elfirati, Korban Mobil Masuk Jurang di Pakpak Bharat
Mendengar kalimat yang terucap dari bibir Fitri, H Bismi spontan memeluk tubuh anak ketiganya tersebut dengan kasih sayang.
Penulis: Khalidin | Editor: Nur Nihayati
Padahal, sejatinya Fitri yang melanjutkan pendidikan di Institut Kesehatan Deli Husada Deli Tua, Medan, Sumatera Utara dijadwalkan akan diwisuda dengan gelar sebagai apoteker pada Februari mendatang.
Kini, pupus sudah harapan orang tua dan suami untuk dapat menyaksikan Fitri Elfirati diwisuda menjadi apoteker karena ternyata kepergiaannya ke Medan menjadi perjalanan abadi dan tak kembali lagi.
Ucapan kepada sang ayah tidak bertemu lagi di kala berpamitan pada H Bismi yang merupakan Imam Cik mMsjid Ahlussunah Waljamaah dan ketua Yayasan Teuku Cik Dila Perkasa sebagai isarat kepergiannya menghadap sang Ilahi Rabbi.
“Semua sudah jadi taqdir Yang Maha Kuasa, kita hanya berencana namun ketetapan dari Allah SWT,” ujar H Bismi dengan bibir gemetar menahan rasa duka mendalam.
Yah, sosok H Bismi, pria berusia 66 tahun ini memang tampak tegar walau di raut wajahnya terlihat menyimpan duka dan rasa sedih mendalam atas kehilangan putri tercinta.
Saat diwawancara Serambinews.com, H Bismi didampingi sang istri Hj Siti Asri mengungkapkan sejumlah rencana mereka mulai menyiapkan rumah untuk tempat usaha setelah anaknya diwisuda hingga lainnya.
Memang, H Bismi sudah membeli sebuah rumah bagi putrinya yang dapat digunakan manakala telah berhasil meraih gelar apoteker.
Sebab, keluarga ini berencana akan membuka praktek atau semacam klinik pelayanan kesehatan setelah almarhumah Fitri berhasil menyelesaikan pendidikannya sebagai apoteker.
Abang ipar Fitri menurut H Bismi seorang dokter, sedangkan suaminya Zainuddin adalah perawat sehingga jika dia sudah berhasil meraih gelar apoteker akan lengkap menjalankan praktek pelayanan kesehatan.
Tapi apalah daya, semua cita-cita dan rencana kini berujung duka, sosok Fitri kini telah tiada karena dia gugur dalam perjalanan menuju pendidikan.
H Bismi menceritakan betapa kebaikan sang anak yang selalu memberinya uang. Sebelum berangkat ke Medan, sempat pula ada pembicaraan persiapan wisuda dua bulan mendatang.
Almarhumah Fitri meminta ayahanda dan keluarga lain untuk datang menyaksikan dia diwisuda nantinya.
“Abu jangan bawa mobil, abu sudah tua tidak sanggup karena ke Medan itu jauh. Nanti bawa sopir biar tidak capek,” begitu antara lain pesan Fitri kepada ayahandanya
Fitri dengan percaya diri menyatakan dia sudah final diwisuda dua bulan mendatang karena nilainya selama pendidikan selalu bagus.
H Bismi mengatakan jika anaknya pulang ke kampung seminggu lalu karena perkuliahannya memang sedang libur.