Jurnalisme warga
Maulid dan Sejuta Kisah Alumni Dayah Abu Lueng Ie
Pascagelar rapat November lalu, kini tiba momen spesial bagi alumni Dayah Darul Ulum Abu Lueng Ie (DULI) yang

Memang, saat di Dayah Darussalam, Labuhan Haji, Aceh Selatan, Abu Lueng Ie menjadi murid kepercayaan Abuya Muda Waly.
Abu Lueng Ie bisa disebut tokoh penggerak tarekat Naqsyabandiyah di Aceh, sepeninggal Abuya Muda Waly dan murid lainnya seperti Abu Bakongan.
Bagi kaum sufi Aceh, nama Abu Lueng Ie sangat tak asing.
Apalagi tercatat dalam nazam yang dibacakan saat tawajuh dan sulok.
Menandakan ia sosok yang punya peran dalam pengembangan tarekat Naqshabandiyah di Serambi Mekkah, juga masuk dalam golongan aulia yang memiliki karamah tinggi.
Banyak catatan karamah Abu Lueng Ie, tapi perlu waktu khsusus untuk mengurainya.
Baca juga: Peringati Maulid Nabi, Majelis Taklim Ibu-ibu Pengajian Masjid Al Falah Sigli Santuni Anak Yatim
Baca juga: VIDEO Peringatan Maulid Nabi Muhammad di Kampung Acheh Malaysia Ditunda
Pelaksanaan maulid yang digelar alumni DULI disebut Maulid Akbar, sebab biaya yang dibutuhkan cukup besar, dan undangan mencapai tiga ribu lebih.
Orang yang tergabung dalam rabithah alumni DULI telah sepakat dengan pengelola dayah bahwa alumni akan menggalang dana untuk maulid dan haul Abu Lueng Ie, dalam rentang waktu tiga tahun sekali.
Selebihnya, per dua tahun, maulid dan haul digelar oleh pengelola dayah dan santri, termasuk mengumpulkan dana dari sumber yang tak mengikat.

Biasanya, Abi Daud Hasbi sebagai ketua alumni akan menginstruksikan seluruh alumni untuk galang dana, sebagai biaya kegiatan dan keperluan momen tiga tahunan ini.
Hampir tidak ada yang membantah pesan Abi Daud Hasbi, sebab ia sosok ulama yang punya pengaruh di Aceh, termasuk bagi orang-orang yang ada hubungan dengan Dayah Darul Ulum Abu Lueng Ie.
Uniknya, maulid di sini selalu disusupi kegiatan tawajuh, diikuti ribuan jamaah dari berbagai daerah di Aceh.
Namun, dominannya orang-orang dari Banda Aceh dan Aceh Besar, yang memang telah jadi jamaah tetap tawajuh yang dipimpin Abon Lueng Ie tersebut.
Lumrahnya, tawajuh digelar dua jam, sebelum sesi makan-makan pada pukul 11.00 WIB.
Kali ini, tawajuh berlokasi di halaman dayah, di bawah tenda.