Salam
Bersiaplah Menghadapi Dampak Cuaca Buruk
Pemerintahnya mengerahkan tentara dan polisi untuk membantu evakuasi lebih 30.000 korban banjir, di antaranya termasuk warga negara Indonesia
Banjir besar melanda Malaysia sejak Jumat sampai Minggu (17-19/12/2021).
Air menggenangi setidaknya enam negara bagian di antaranya Kelantan, Pahang, Terengganu, Selangor, serta Kuala Lumpur.
Pemerintahnya mengerahkan tentara dan polisi untuk membantu evakuasi lebih 30.000 korban banjir, di antaranya termasuk warga negara Indonesia yang bekerja di sana.
Sampai dua hari lalu, dilaporkan delapan orang meninggal akibat banjir terburuk dalam puluhan tahun terakhir.
Mirip dengan Indonesia, Malaysia sering mengalami musim hujan badai menjelang akhir tahun, dan banjir kerap berujung pada evakuasi massal.
Karenanya, Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob mengatakan, Pemerintah Malaysia menyediakan 5.731 pusat bantuan di wilayah banjir yang dapat menampung hingga 1,63 juta pengungsi jika diperlukan.
Pusat penampungan itu mulai beroperasi sejak Oktober dan diperkirakan akan ditutup pada Maret seiring lewatnya musim hujan Media setempat melaporkan, hujan deras sejak Jumat (17/12/2021) menyebabkan sungai meluap, merendam banyak daerah perkotaan dan memutus jalan-jalan utama, sehingga ribuan pengendara terjebak.
Di Kuala Lumpur dan Selangor terutama kawasan Shah Alam belasan ribu orang meninggalkan rumah-rumah mereka.
Pemerintah dan warga sebetulnya sangat panik karena mereka tak menyangka hujan akan turun selebat dan selama itu sehingga mendadak merendam banyak pemukiman penduduk.
“Hujan deras yang berlangsung lebih dari 24 jam membawa curah hujan sama dengan rata-rata selama sebulan.
Baca juga: Cuaca Buruk Masih Melanda, Kapal Penyeberangan Tidak Berlayar di Simeulue
Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan dan Air Malaysia, Zaini Ujang, mengatakan bahwa hal tersebut adalah peristiwa cuaca sekali dalam seabad.
Banjir yang terjadi akibat hujan deras itu pun bukan hanya menutup jalan, tapi juga mengganggu pelayaran.
Fenomena tersebut terjadi karena faktor aliran monsun dan sistem cuaca tekanan rendah yang mencapai tingkat depresi tropis yang terbentuk di Laut Cina Selatan pada 12 Desember.
Sistem ini memasuki Pahang pada 16 Desember dan bergerak melintasi pantai barat Semenanjung Malaysia, menyebabkan peningkatan kelembaban dan hujan lebat terus-menerus di hampir setiap negara bagian di semenanjung itu.
“Ini pengecualian.