Breaking News

Salam

Bersiaplah Menghadapi Dampak Cuaca Buruk

Pemerintahnya mengerahkan tentara dan polisi untuk membantu evakuasi lebih 30.000 korban banjir, di antaranya termasuk warga negara Indonesia

Editor: bakri
Serambi Indonesia
Penumpang KMP Teluk Sinabang tiba di Pelabuhan Penyeberangan Simeulue Timur, Senin (20/12/2021), setelah tiga hari dalam pelayaran dari Aceh Singkil, disebabkan cuaca buruk. 

Banjir besar melanda Malaysia sejak Jumat sampai Minggu (17-19/12/2021).

Air menggenangi setidaknya enam negara bagian di antaranya Kelantan, Pahang, Terengganu, Selangor, serta Kuala Lumpur.

Pemerintahnya mengerahkan tentara dan polisi untuk membantu evakuasi lebih 30.000 korban banjir, di antaranya termasuk warga negara Indonesia yang bekerja di sana.

Sampai dua hari lalu, dilaporkan delapan orang meninggal akibat banjir terburuk dalam puluhan tahun terakhir.

Mirip dengan Indonesia, Malaysia sering mengalami musim hujan badai menjelang akhir tahun, dan banjir kerap berujung pada evakuasi massal.

Karenanya, Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob mengatakan, Pemerintah Malaysia menyediakan 5.731 pusat bantuan di wilayah banjir yang dapat menampung hingga 1,63 juta pengungsi jika diperlukan.

Pusat penampungan itu mulai beroperasi sejak Oktober dan diperkirakan akan ditutup pada Maret seiring lewatnya musim hujan Media setempat melaporkan, hujan deras sejak Jumat (17/12/2021) menyebabkan sungai meluap, merendam banyak daerah perkotaan dan memutus jalan-jalan utama, sehingga ribuan pengendara terjebak.

Di Kuala Lumpur dan Selangor terutama kawasan Shah Alam belasan ribu orang meninggalkan rumah-rumah mereka.

Pemerintah dan warga sebetulnya sangat panik karena mereka tak menyangka hujan akan turun selebat dan selama itu sehingga mendadak merendam banyak pemukiman penduduk.

“Hujan deras yang berlangsung lebih dari 24 jam membawa curah hujan sama dengan rata-rata selama sebulan.

Baca juga: Cuaca Buruk Masih Melanda, Kapal Penyeberangan Tidak Berlayar di Simeulue

Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan dan Air Malaysia, Zaini Ujang, mengatakan bahwa hal tersebut adalah peristiwa cuaca sekali dalam seabad.

Banjir yang terjadi akibat hujan deras itu pun bukan hanya menutup jalan, tapi juga mengganggu pelayaran.

Fenomena tersebut terjadi karena faktor aliran monsun dan sistem cuaca tekanan rendah yang mencapai tingkat depresi tropis yang terbentuk di Laut Cina Selatan pada 12 Desember.

Sistem ini memasuki Pahang pada 16 Desember dan bergerak melintasi pantai barat Semenanjung Malaysia, menyebabkan peningkatan kelembaban dan hujan lebat terus-menerus di hampir setiap negara bagian di semenanjung itu.

“Ini pengecualian.

Biasanya, pada musim hujan, hanya negara bagian di Pantai Timur yang akan menerima hujan lebat, tetapi kali ini seluruh semenanjung, terutama pantai timur tengah dan wilayah utara, menerima hujan lebat terus-menerus,” kata Ismail Sabri Yakoob.

Terhadap bencana yang sedang melanda negara tetangga Malaysia, kita bukan hanya cukup menyatakan prihatin serta mendoakan mereka baik-baik saja, tapi juga harus menjadi peringatan bagi kita semua.

Sebab, Aceh dan sebagian besar Sumatera cuacanya sama dengan Malaysia.

Apa yang tarjadi di Malaysia bisa saja terjadi di daerah kita.

Beberapa wilayah di Sumatera Utara malah sudah banjir dan mengakibatkan banyak tanah longsor.

Makanya, bagi kita di Aceh sebagaimana sudah diingatkan Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) yang meminta masyarakat mewaspadai cuaca buruk sehubungan terdapatnya bibit siklon tropis 94B di Samudera Hindia sebelah barat Aceh.

Bibit siklon tropis 94B disebut harus diwaspadai karena berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai petir dan angin kencang serta dapat menyebabkan bencana banjir dan longsor.

Imbauan untuk mewaspadai cuaca buruk itu dikeluarkan berdasarkan informasi siaga bencana hidrometeorologi yang dilaporkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Iskandar Muda Banda Aceh kepada Gubernur Aceh pada 19 Desember.

Informasi siaga bencana itu berlaku hingga beberapa hari ke depan.

Nah?!

Baca juga: Warga Aceh Diimbau Waspadai Cuaca Buruk

Baca juga: Sempat Terjebak Cuaca Buruk, KMP Teluk Sinabang Kembali Berlayar ke Simeulue

Baca juga: Cuaca Buruk Landa Pantai Barat Selatan, Perairan Sabang Masih Normal, Kapal Masih Berlayar

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved