Breaking News

Kupi Beungoh

Dari Teh Awet Muda Hingga Guru Menulis Buku, Ini Sederet Inovasi di MIN 50 Bireuen

MIN 50 Kabupaten Bireuen termasuk dalam madrasah inovasi yang ditetapkan melalui SK dari Kakanwil Kemenag Aceh 2021.

Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM/Handover
Foto kiri - Dewan guru MIN 50 Bireuen memegang teh bunga telang dengan latar tanaman telang. Foto kanan - penulis berfoto di depan banner Kampanye Guru dan Siswa Menulis di MIN 50 Bireuen. 

Oleh: Hasan Basri M. Nur

SEBUAH terobosan dilakukan oleh Bidang Pendidikan Madrasah (Penmad) Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Aceh pada tahun 2021.

Bekerja sama dengan Madrasah Development Center (MDC), Bidang Penmad Kanwil Kemenag Aceh telah menetapkan tiga madrasah inovasi di tiap kabupaten/kota, mulai jenjang MIN, MTsN, MAN.

Kepala madrasah bersama dewan guru diberikan kebebasan dalam menetapkan bentuk inovasi dan kreasi dalam rangka memajukan madrasahnya.

Inovasi yang telah ditetapkan akan dijalankan secara sistematis dan terencana sehingga terwujud sejumlah target dalam berbagai aspek pengembangan pendidikan.

Baca juga: Kakanwil Kemenag Aceh Lantik Pengurus Madrasah Development Center, Songsong Sekolah Inovatif

MIN 50 Kabupaten Bireuen termasuk dalam madrasah inovasi yang ditetapkan melalui SK dari Kakanwil Kemenag Aceh 2021.

MIN 50 yang terletak di Jalan Raya Bireuen - Takengon Kecamatan Juli ini telah mulai melakukan sejumlah inovasi yang membedakan madrasahnya dengan sekolah lain di kawasan Bireuen.

Dengan bantuan sentuhan tangan-tangan tenaga pengajar dan tenaga kependidikan dari kalangan milenial, MIN 50 Bireuen telah berhasil melahirkan sejumlah target yang inovatif.

Mewakili MDC, saya bersama Bapak Aiyub MA dan Rizki Syibran dari Kemenag Aceh, pada akhir pekan lalu melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi ke madrasah inovasi yang ada di Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Bireuen.

Saat tiba di MIN 50 Bireuen, sedikitnya kami menyaksikan dua produk inovasi yang menjadi pembeda dari dari madrasah lain.

Pertama, dewan guru dan tenaga pendidik telah melahirkan inovasi di bidang wirausahasa (entrepreneur), yaitu produk “teh bunga telang” dan “agar-agar bunga telang”.

Bunga telang sebagai bahan baku teh ditanami di pekarangan MIN 50 Bireuen.

Dewan guru MIN 50 Bireuen menunjukkan teh awet muda dari bunga telang dengan latar tanaman telang di lingkungan MIN 50.
Dewan guru MIN 50 Bireuen menunjukkan teh awet muda dari bunga telang dengan latar tanaman telang di lingkungan MIN 50. (SERAMBINEWS.COM/Handover)

Keberadaan bunga telang ini menambah keasrian dan keindahan lingkungan madrasah.

“Inspirasi membuat teh bunga telang muncul dari kepala MIN 50 ini. Ibu kepala membawa membawa benih tanaman telang dan mengajak dewan guru menanaminya untuk selanjutnya diolah menjadi teh dan pewarna agar-agar,” kata Muliawati didamping Qadratunnada, guru MIN 50 Bireuen.

Muliawati dan Qadratunnada menjelaskan berbagai khasiat minum teh bunga telang, yaitu menangkal radikal bebas, menurunkan kadar kolesterol jahat, mencerah dan mengencangkan kulit atau awet muda.

Untuk warga Bireuen yang hedak mencicipi teh bunga telang dapat datang langsung datang ke MIN 50.

“Harganya hanya Rp 5 ribu per botol. Ini murni kegiatan tambahan dewan guru,” ujar Qadratunnada.

Baca juga: Wajib Dicoba, Ini Manfaat Teh Daun Salam untuk Kesehatan

Baca juga: Resep Awet Muda ala dr Zaidul Akbar, Cukup Minum Air Rempah Ini Setiap Hari

Guru dan Siswa Tulis Buku

Dalam bidang peningkatan kapasitas ilmu, manajemen MIN 50 Bireuen membentuk unit menulis untuk dewan guru dan murid.

Saat ini telah lahir empat judul buku; tiga buku merupakan karya dewan guru dan satu buku adalah karya siswa.

Buku-buku itu sebagian diterbitkan oleh penerbit ternama di Banda Aceh, Bandar Publishing.

Buku karya guru dan siswa MIN 50 ini ikut meramaikan koleksi perpustakaan MIN setempat.

Adapun buku-buku yang ditulis oleh dewan guru MIN 50 adalah Children’s Dream Kingdom (Kumpulan Dongeng Mengunggah Imajinasi), Kaleidoskop Pendidikan 2020, dan Kalbu.

Sementara buku karya siswa MIN 50 berjudul Senarai Karya Anak Negeri.

Dari kiri: Dra Zakiah (pengawas madrasah), Aiyub MA (pejabat Kemenag Aceh), Hasan Basri M Nur (penulis), dan Najib Zakaria (Wakil Kepala MIN 50 Bireuen) menunjukkan buku-buku karya guru dan siswa MIN 50 Bireuen.
Dari kiri: Dra Zakiah (pengawas madrasah), Aiyub MA (pejabat Kemenag Aceh), Hasan Basri M Nur (penulis), dan Najib Zakaria (Wakil Kepala MIN 50 Bireuen) menunjukkan buku-buku karya guru dan siswa MIN 50 Bireuen. (SERAMBINEWS.COM/Handover)

Ke depan dewan guru MIN 50 berniat mengajak guru-guru dari madrasah lain di Bireuen bahkan Aceh untuk secara bersama-sama menulis buku mata pelajaran dan disesuaikan dengan muatan lokal.

“Buku Mapel Sejarah Islam adalah contoh yang paling mudah diisi dengan tambahan muatan lokal. Kita semua tahu bahwa kerajaan Islam tertua di Asia Tenggara terdapat di kabupaten tetangga Bireuen, yaitu di Pase Aceh Utara,” ungkap Najib Zakaria, wakil kepala MIN 50 Bireuen.

Buku ini nantinya akan menjadi penyanding terhadap buku paket standar yang sudah ada.

Kelebihan lain dari buku mapel dengan muatan lokal adalah anak-anak didik akan dapat dengan mudah memahami pelajaran karena contoh-contoh yang dibahas terdapat di depan mata mereka.(*)

Banda Aceh, 26 Desember 2021

*) PENULIS, Hasan Basri M. Nur adalah Dosen Fakultas Komunikasi dan Penyiaran Islam pada Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry, anggota Madrasah Development Center Kemenag Aceh, email: hasanbasrimnur@gmail.com

KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved