Breaking News

Berita Banda Aceh

Pemberian Makanan untuk Bayi dan Anak di Aceh pada Masa Pandemi Covid-19, Ini Praktik Baiknya

PMBA adalah program yang menitikberatkan pentingnya pemberian makan pada bayi dan anak yang memenuhi standar emas sesuai WHO

Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Muhammad Hadi
FOR SERAMBINEWS.COM
Seorang ibu muda menggendong bayinya sambil mendengarkan arahan dari tenaga kesehatan tentang pentingnya pemberian makan bayi dan anak (PMBA) untuk mencegah kasus malnutrisi (gizi buruk). Ini bagian dari program Rumoh Gizi Gampong. 

Di tingkat kabupaten, program kabupaten/kota layak anak merupakan sistem pembangunan berbasis hak anak, termasuk stunting dan PMBA melalui pengintegrasian komitmen dan sumber daya berbagai sektor.

Sektor lainnya seperti pendidikan pembangunan pedesaan, ekonomi, dan infrastruktur juga sangat terkait dengan program PMBA.

Hambatan

Program luhur ini, kata Natassya, bukan tanpa hambatan. Salah satunya adalah kebijakan politik di daerah sangat memungkinkan mutasi pejabat dinas hingga pejabat desa sering terjadi. Pergantian kepala desa sering pula berbuntut pada penggantian perangkat di bawahnya.

Untuk mengatasi masalah ini buatlah SK kader dan konselor oleh kepala desa dengan pengawasan camat dan muspika.

Selain itu, beri pemahaman bahwa kader yang telah mendapat pelatihan sebagai konselor PMBA untuk tidak diganti dengan yang lainnya, mengingat mereka telah memiliki keahlian sebagai konselor PMBA.

Di sisi lain, padatnya posyandu menjadikan waktu konseling oleh konselor tidak efektif dan kurang maksimal. Beberapa desa memiliki wilayah yang luas, sehingga jumlah ibu hamil dan balita lebih banyak, sedangkan jumlah konselor kader masih terbatas.

Baca juga: Mobil Fortuner Tabrak Tembok Jembatan di Jalinsum Aceh Timur

Menurut Natassya, sasaran konseling yang belum dapat terlayani saat hari H posyandu dapat dikunjungi kembali pada hari berikutya oleh konselor baik dari kader, bidan desa, maupun konselor TPG puskesmas.

"Hal ini dimaksudkan agar jangkauan konseling dapat lebih luas dan mencapai target," ujarnya.

Dengan promosi layanan konseling ini, kata Natassya, sesungguhnya Aceh akan dapat menekan laju kenaikan angka malnutrisi, terutama di masa pandemi Covid, dan mempercepat penyembuhan anak-anak yang telah telanjur memiliki masalah gizi.

"Dengan demikian, akan sangat menunjang percepatan penurunan stunting dan wasting (gizi buruk dan gizi kurang) di Aceh, sesuai dengan target pemerintah di RPJMN 2024, di mana diharapkan stunting menjadi 14% dan wasting menjadi 7%," demikian dr Natassya Phebe. (*)

Baca juga: Pengendara Harus Hati-hati, Satu Km Jalan Nasional di Sungai Raya Aceh Timur Terendam Banjir

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved