Jurnalisme Warga
Sabang, Mengesankan untuk Selamanya
Di pengujung tahun 2021, saya bersama teman-teman yang mengikuti Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka di Aceh melalui kegiatan Modul

Namun, karena adanya perbedaan pendapat hingga akhirnya mereka memutuskan untuk berpisah.
Teungku Ibrahim tetap tinggal di Pulau Weh, sedangkan Siti Sarah Rubiah tinggal di pulau seberangnya bersama santri-santrinya hingga akhir hayatnya.
Makam dari Siti Sarah Rubiah lokasinya persis di pinggir pantai tempat kami snorkeling sehingga mudah untuk dikunjungi.
Tidak hanya menjadi tempat tinggal dari Siti Sarah Rubiah, Pulau Rubiah ini juga sempat dijadikan lokasi karantina para jamaah haji pada masa kolonial Belanda.
Bangunan bekas asrama karantina haji masih ada di atas bukit di pulau tersebut dan dapat dikunjungi.
Tiba di Pulau Rubiah, kami bersiap untuk snorkeling.
Suasana ramai menemani kami di sana.
Sebelum kegiatan dimulai, pemandu kami memberikan petunjuk cara snorkeling yang benar dan standar penyelamatannya.
Setelahnya, kami langsung menuju ke tengah dan melakukan snorkeling bersama.
Sungguh sebuah pengalaman yang berkesan.
Air lautnya yang jernih dengan terumbu karang yang masih terjaga dan ikan-ikan kecil yang dengan cantiknya berenang di antara kami membuat kami terkesima.
Pemandu mengabadikan momen kami dalam banyak foto dan video singkat.
Sungguh pengalaman yang tidak akan kami lupakan.
Tiba waktu siang kami bergerak kembali ke penginapan untuk berkemas dan pindah penginapan di kota.
Namun, sebelum kami tiba di penginapan berikutnya kami singgah di Gua Sarang.