Berita Banda Aceh
Tanaman Padi yang Puso Akibat Banjir di Aceh Sudah Mencapai 749 Hektar
“Sedangkan yang terendam banjir arealnya mencapai 14.698 hektar, yang sudah surut per tanggal 10 Januari 2022 lalu seluas 4.940 hektar, “
Penulis: Herianto | Editor: Muhammad Hadi
Hampir setiap tahun, kata Zulfadli, kerusakan tanaman padi dan puso di Aceh, paling banyak disebabkan oleh bencana banjir dan kekeringan.
Sejak tahun 2021 – 2020, kerusakan tanaman padi akibat banjir mencapai 18.272 hektar, akibat kekeringan 8.730 hektar dan karena gangguan organisme tanaman hanya 133 hektar.
Untuk areal tanaman jagung, sebut Zulpadli, akibat banjir, yang puso mencapai seluas 3.085 hektar dan kekeringan 50 hektar, sedangkan akibat gangguan organisme atau hama kosong.
Dirjen Tanaman Pangan Kementan Dr Ir Suwandi MSi dalam arahannya mengatakan, daerah-daerah sentra produksi padi di Indonesia, termasduk Aceh, diharapkan bisa mencapai target tanam padinya, karena pada bulan Agustus 2022 ini, Indonesia akan mencanangkan kembali swasembada beras.
Untuk bisa swasermbada bersa, kata Suwandi, daerah-daerah yang sudah sukses melaksanakan program IP 300 tanam padi seperti Aceh, mulai tahun ini bisa melaksanakan IP 400. Yaitu empat kali tanam padi setahun, atau tiga kali tanam padi, satu kali tanam jagung atau kedelai.
Selanjutnya, Dirjen Pertanian Tamaman Pangan itu juga menganjurkan kepada anggota kelompok petani untuk gunakan pupuk organik, sejalan dengan semakin tingginya harga pupuk non subsidi.
Baca juga: VIDEO Pangdam IM Pelopori Tambak Udang Vaname Untuk Pendapatan Ekonomi Masyarakat Aceh Barat
Sementara kuota pupuk subsidi, sejalan menurunnya penerimaan negara, dampak dari pandemi covid 19, dikurangi jumlahnya.
Suwandi juga mengingatkan anggota kelompok tani di daerah, agar maksimalkan kegiatan tanam padi regular, jagung, kedelai, untuk peningktan produksi pangan dan ketahanan pangan nasional, agar kebutuhan beras kita cukup untuk lokal dan nasional, bila ada kelebihannya akan diekspor.
“ Kalau untuk komoditi jagung, sudah diprogramkan, tahun ini, Indonesia akan ekspor jagung, sedangkan kacang kedelai masih impor, ”ujarnya.
Sementra itu, Kepala BMKG Nasrol menjerlaskan, pada tahun 2022 ini, perubhan ikim masih cukup besra, mengancam kegitan usha tanaman poangan di Aceh.
Hal ini sudah dimulai dari bencna banjir yang melanda berbgai daerah di wiulyah timur utara dan barata Seltan Aceh.
“Selanjutnya ancaman kekeringan juga masih menghantui wilayah Aceh. Karena itu, pihak Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan di daerah dan lembaga terkait lainnya, perlu lebih cerdas lagi mensiasati musim tanam rendeng dan gadu pangannya, agar luas areal tanaman padi, jagung dan kedelai yang puso, pada tahun ini bisa diminimkan,” ujar Nasrol. (*)
Baca juga: Banjir Sapu Ratusan Hektare Tanaman Padi Baru Ditanam Petani di Padang Tiji , Pidie