Berita Jakarta
Jokowi Minta Masyarakat Tetap Waspada Jangan Panik Hadapi Omicron, Sebulan Tembus 840 Kasus
Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi), menanggapi kenaikan kasus harian Covid-19 dalam beberapa minggu terakhir karena varian Omicron
054 kasus per hari.
Terakhir kita mencapai angka tersebut adalah pada tanggal 11 Oktober 2021 yang lalu.
Tapi sore ini, hari ini juga menurun kembali di bawah 1.000 yaitu 800 sekian," katanya.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi mengatakan, kasus Omicron di Indonesia kian bertambah.
Hingga 17 Januari 2022, kasus menjadi 840 orang.
"Sejak Omicron terdeteksi pada 15 Desember 2021 sampai 17 Januari 2022 sudah ada 840 kasus positif Omicron," kata Siti Nadia, dalam diskusi virtual 'Vaksin Booster Hindari Gelombang Ketiga', Selasa (18/1/2022).
Ia mengatakan dari total tersebut, 609 kasus positif terjadi pada pelaku perjalanan dari luar negeri (PPLN), 174 kasus transmisi lokal, serta 57 kasus masih diteliti sumber penularannya.
Adapun kasus Omicron paling banyak terjadi pada pelaku perjalanan dari Arab Saudi (112 kasus), Turki (106 kasus), Amerika Serikat (62 kasus), Malaysia (49 kasus), dan Uni Emirat Arab (45 kasus).
Ia pun merinci, dari 840 orang yang positif Omicron, sebanyak 79,1 persen telah mendapat suntikan dua dosis vaksin Covid-19.
Lalu, 4,2 persen mendapat vaksinasi dosis pertama, tujuh persen belum menjalani vaksinasi, serta 9,7 persen belum diketahui status vaksinasinya.
"Tentunya ini menjadi kewaspadaan kita orang yang sudah divaksin saja masih bisa terkena Omicron, apalagi yang belum divaksin.
Kita melihat orang yang sudah divaksin tertular Omicron gejalanya lebih ringan," kata Siti Nadia.
Transmisi lokal Pada kesempatan itu, Siti Nadia mengatakan, kenaikan kasus varian Omicron transmisi lokal tidak dapat dihindari.
Berbeda halnya dengan kasus impor dari luar negeri, ada sejumlah aturan yang diberlakukan seperti melakukan tes RT-PCR, serta karantina dan isolasi, sehingga kasus bisa ditemukan.
"Kita tidak menghindar dari transmisi lokal, yang bisa itu membatasi kasus impor sehingga bisa terkendali dan memberikan waktu kepada kita menyiapkan dan mengendalikan penyebarannya," kata Siti Nadia melalui pesan singkatnya kepada Tribunnews.com, Selasa (18/1/2022).