Berita Jakarta
Jokowi Minta Masyarakat Tetap Waspada Jangan Panik Hadapi Omicron, Sebulan Tembus 840 Kasus
Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi), menanggapi kenaikan kasus harian Covid-19 dalam beberapa minggu terakhir karena varian Omicron
Hal senada juga diungkap Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University, Australia, Dicky Budiman.
Ia mengatakan, tak hanya di Indonesia yang sulit mencegah penularan kasus transmisi lokal ini, negara maju pun mengalami hal serupa.
"Memang kesulitan dan negara maju pun sulit mencegah ini karena mayoritas 90 persen tidak bergejala dan tidak terdeteksi.
Orang tidak merasa, enggak sakit, ditambah lagi kemampuan mendeteksi kita terbatas.
3 T Indonesia terbatas menurut saya relatif rendah di ASEAN," katanya kepada Tribunnews.com.
Selain itu, varian omicron memiliki tingkat penularan empat kali lebih cepat, sehingga bisa saja ada kasus impor yang tidak terdeteksi sebelumnya.
"Karena tidak kuatnya karantina kita sebelumnya kurang dari 7 hari.
Kemudian juga kita tahu bahwa masa inkubasi dari Omicron ini bukan selalu semua di bawah 7 hari bahkan ada di atas 10 hari bahkan yang sampai menjelang 2 bulan," kata Dicky.
"Artinya ya potensi itu masuk dan beredar di domestik menjadi besar dan tinggal menunggu waktu dan sekarang dengan sudah terdeteksi kasus di transmisi lokal ini perkara waktu untuk Omicron berkembang bertumbuh lebih banyak dengan pola eksponensial itu," katanya.
Seperti diberitakan, kasus pertama varian Omicron transmisi lokal diumumkan pada 28 Desember 2021.
Pria asal Medan (37) terkonfirmasi positif Omicron dan langsung diisolasi. (tribun network/taufik ismail/sam/rin/dod/)
Baca juga: Pemerintah Iran Laporkan Tiga Warganya Meninggal Dunia Usai Positif Covid-19 Omicron
Baca juga: Jakarta Waspada Covid-19 Varian Omicron, 90 Persen Terjadi Transmisi Lokal