Internasional
ISIS Serang Penjara Suriah dan Pangkalan Militer Irak, Sinyal Kebangkitan Kembali Jihadis
Kelompok ISIS pada Jumat (21/1/2022) menyerang sebuah Penjara Suriah yang menahan rekan-rekannya. Saat bersamaan, anggota ISIS lainnya menyerang
Dari Prancis hingga Tunisia, banyak negara asal tahanan Daesh enggan memulangkan mereka, takut akan reaksi publik di dalam negeri.
Sebuah laporan PBB tahun lalu memperkirakan sekitar 10.000 pejuang Daesh tetap aktif di Irak dan Suriah, banyak dari mereka di daerah yang dikuasai Kurdi.
Pembobolan penjara telah menjadi bagian berulang dari strategi kelompok jihad di Irak dan Suriah selama lebih dari satu dekade.
Sebelum menjadi orang yang paling dicari di dunia, Abu Bakr Al-Baghdadi, pemimpin yang kemudian dikenal sebagai “Negara Islam”, meluncurkan kampanye 2012 yang berfokus pada pembebasan tahanan.
Proklamasinya tentang apa yang disebut kekhalifahan Daesh pada tahun 2014 di seluruh wilayah Irak dan Suriah seusa ratusa pejuang dibebaskan.
Termasuk dari penjara Abu Ghraib yang terkenal kejam.
“Jailbreaks dan kerusuhan penjara adalah komponen utama kebangkitan Daesh di Irak dan merupakan ancaman serius di Suriah hari ini,” kata Dareen Khalifa, analis senior Suriah di International Crisis Group.
Baca juga: ISIS Serbu Barak Militer Irak di Pagi Buta, Tembak Mati 11 Tentara saat Tidur
Dia menunjukkan banyak dari penjara di daerah yang dikelola Kurdi di Suriah di mana sebagian besar mantan "tentara" kekhalifahan Daesh ditahan.
Tetapi, penjara itu bekas sekolah yang diubah yang tidak cocok untuk menahan tahanan berisiko tinggi untuk waktu yang lama.
Sejak pasukan Kurdi yang didukung oleh koalisi pimpinan AS mengusir para jihadis terakhir yang bertahan di desa Baghuz pada 2019, Daesh dengan sabar membangun kembali.
Kebingungan dan korupsi yang merajalela di hamparan gurun yang luas di kedua sisi perbatasan Irak-Suriah telah memungkinkan sisa-sisa Daesh bersembunyi dan merencanakan langkah mereka selanjutnya.(*)