Jurnalisme Warga

Kisah Waled Nu dan Korban Tsunami yang Inspiratif

Gerakan kultural yang biasanya dilakukan oleh dayah telah mampu mencetak generasi-generasi penerus bangsa yang seimbang antara pengetahuan sosial

Editor: bakri
M.AIDIL ADHAA, Lc, Putra Pante Garot, mengabdi di STIS dan Dayah Ummul Ayman III, melaporkan dari Meunasah Bie, Pidie Jaya PESANTREN di Indonesia ini merupakan salah satu lembaga pendidikan yang juga ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan anak-anak bangsa. 

Di Batee Iliek, berminggu-minggu, keluarga ini diberi fasilitas oleh salah seorang warga di sana.

Beberapa minggu setelahnya, mereka tinggal di barak-barak pengungsi.

Tak lama kemudian.

Asy-Syaikh Waled Nuruzzahri melalui Yayasan Ummul Ayman-nya membuka peluang.

Anak-anak korban tsunami Waled gratiskan belajar di dayah.

Lokasinya di Gampong Putoh.

Bisa ditempuh sepuluh menit menggunakan sepeda motor dari Batee Iliek.

Seperti bocah lainnya, Saifuddin juga ingin ke dayah.

Namun ia telat.

Teman-temannya sudah duluan.

Ia ketinggalan.

Tak berkecil hati, dengan berjalan kaki, ia melangkah menuju ke dayah.

Sebanyak 75-an anak korban tsunami mendiami satu kamar di dayah itu.

Waled sangat perhatian kepada mereka.

Tiap hari, anak-anak itu Waled beri jajan.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved