Berita Politik

Ketua DPW PNA Aceh Barat Daya Tuding Cut Rahman Bohong terkait tak Dilibatkan Kegiatan Partai

Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nanggroe Aceh (PNA) Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) menegaskan, pernyataan yang disampaikan

Editor: bakri
FOR SERAMBINEWS.COM
Ketua DPW PNA Abdya, Syarifuddin bersama jajaran pengurus dalam salah satu kegiatan 

BLANGPIDIE - Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nanggroe Aceh (PNA) Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) menegaskan, pernyataan yang disampaikan oleh T.Cut Rahman terkait tidak dilibatkannya dalam kegiatan kepartaian adalah pernyataan bohong.

"Perlu kami luruskan, pernyataan yang disampaikan oleh T Cut Rahman (anggota DPRK Abdya dari PNA) terkait tidak dilibatkan dalam kegiatan partai, itu adalah pernyataan bohong," ujar Ketua DPW PNA Abdya, Syarifuddin kepada Serambi melalui pesan WhatsApp pribadi yang dikirimkan oleh Sekjen DPW PNA Abdya, Anton Sumarno SE, Selasa (25/1/2022).

Sebab, sambungnya, setiap kegiatan kepartaian, undangan selalu diberikan kepada yang bersangkutan.

Apalagi yang bersangkutan aktif di dalam grup WhatsApp DPW PNA.

"Semua kegiatan yang dilakukan DPW PNA selalu diberikan undangan, bahkan undangan itu diantar ke rumahnya.

Selain itu, semua aktivitas di grup WA selalu diread oleh yang bersangkutan, tapi tidak ada tanggapan apa pun.

Jadi aneh jika dia mengatakan, tidak dilibatkan dalam kegiatan PNA," ujarnya.

Terkait masalah kompensasi terhadap para caleg tidak terpilih, kata Syarifuddin, dalam fakta integritas antar caleg itu, disebutkan bahwa caleg terpilih harus melunasi kompensasi tersebut selama satu tahun, terhitung mulai hari pelantikan sebagai anggota DPRK.

Baca juga: DPW PNA Abdya Usulkan PAW T Cut Rahman dari DPRK,  Sudah Dua Kali Diberi Surat Peringatan

Baca juga: DPW PNA Abdya Usul PAW T Cut Rahman

"Nah, jika itu tidak dilakukan, maka dalam poin 4 itu ditegaskan apabila caleg terpilih tidak mengindahkan pakta integritas, maka DPW PNA Abdya berhak mengambil sikap tegas berupa Pergantian Antar Waktu (PAW) terhadap caleg terpilih, dan pakta integritas bermaterai itu ditandatangani oleh semua caleg PNA Abdya, termasuk T Cut Rahman sendiri," terangnya.

Setelah poin kedua tersebut tidak direalisasikan oleh T Cut Rahman, tambah Syarifuddin, seluruh pihak Dewan Pimpinan Kecamatan (DPK) dan para caleg dapil dua mengeluarkan mosi tidak percaya kepada yang bersangkutan.

"Atas dasar tersebut, kita mengeluarkan Surat Peringatan satu (SP1) kepada Cut Rahman, tapi tidak ditanggapi oleh yang bersangkutan sampai batas waktu yang ditentukan.

Kemudian, kita memberikan SP2, namun surat peringatan tersebut juga tidak ditanggapi oleh Cut Rahman, sehingga DPW PNA mengirim surat PAW ke DPP atas desakan para kader dan hasil rapat pleno pengurus DPW dan para ketua DPK serta kader PNA Abdya," tuturnya.

Anehnya lagi, sambung Wakil Ketua DPRK Abdya itu, T Cut Rahman menuding pihak DPW PNA terutama dirinya sebagai ketua partai tidak terbuka terhadap para kader.

"Kalau dikatakan saya tidak terbuka, itu mungkin hanya alasan yang bersangkutan saja.

Kenyataannya, setiap ada permasalahan selalu saya adakan rapat dan saya undang pengurus PNA Abdya, termasuk Cut Rahman.

Tapi dalam setiap rapat pengurus, dia (Cut Rahman) tidak pernah menghadiri rapat, hampir dalam kurun waktu dua tahun," pungkas Syarifuddin.

Saat disinggung Cut Rahman telah membayar setengah dari kompensasi itu, Sekjen DPW PNA Abdya, Anton Sumarni menilai PAW yang dilakukan bukan persoalan uang dan kompensasi lagi, namun persoalan etika dan janji berpartai.

Baca juga: PNA Abdya Usul PAW Anggota DPRK Ini Karena Ingkar Janji, T Cut Rahman: Saya Sudah Setor Rp 56 Juta 

“Ini bukan persoalan uang lagi, ini soal etika dan janji berpartai, jangan gara-gara kader satu orang, rusak keseluruhan, intinya dia melanggar perjanjian partai,” tegasnya.

‘Ya, Sudahlah’

Sementara itu, T Cut Rahman mengaku bahwa dirinya salah, karena tidak mampu menyetor uang kompensasi secara utuh hingga batas waktu yang ditentukan.

Karenanya dia disebut sudah mengingkari janji sesuai dengan surat pakta integritas.

Namun, dia mengaku sebetulnya sudah berusaha menyampaikan persoalan ini kepada ketua.

“Terserah mau bilang saya bohong.

Di satu sisi, memang saya salah, di sisi lain saya sudah berupaya dan sudah menyampaikan persoalan saya ini kepada ketua di ruang beliau, dan ada saksinya Bang Syarkawi,” katanya.

Namun, ia merasa sejak setahun terakhir ini tidak dilibatkan lagi, dan sering kegiatan partai tidak mendapatkan pemberitahuan.

“Buktinya Bimtek di Banda Aceh yang wajib hadir anggota DPRK, saya tahunya dari Sekjen DPP.

Mungkin mereka lupa, atau ada antar surat ke rumah, namun istri saya yang lupa mengingatkan ke saya.

Ya sudahlah, tidak masalah itu, karena selama ini hubungan saya sama ketua dan Pak Sekjen baik-baik saja,” pungkasnya. (c50)

Baca juga: Polemik PAW Anggota DPRK, Ketua DPW PNA Abdya Sebut T Cut Rahman Bohong

Baca juga: Irwandi Diminta Rangkul Kembali Pengurus PNA versi KLB

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved