Internasional

Taliban Bantai Mantan Anggota Pasukan Afghanistan dan Internasional, Usai Gulingkan Pemerintahan

Seratusan mantan pasukan Afghanistan dan pasukan internasional tewas seusai Taliban menggulingkan pemerintahan yang sah.

Editor: M Nur Pakar
AFP/WAKIL KOHSAR
Anggota pasukan elite Taliban‚ Batalyon Badri 313‘ berjaga di Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul, pada Selasa (31/8/2021), setelah Amerika Serikat menarik semua pasukannya dari Afghanistan. 

Termasuk kekeringan terburuk dalam 27 tahun, dan kegagalan Taliban membentuk pemerintahan inklusif.

Dengan harapan dapat memulihkan hak-hak anak perempuan untuk pendidikan dan perempuan untuk bekerja.

“Diperkirakan 22,8 juta orang diproyeksikan berada dalam tingkat kerawanan pangan 'krisis' dan 'darurat' hingga Maret 2022," kata Sekjen PBB itu.

“Hampir 9 juta di antaranya berada pada tingkat kerawanan pangan darurat, sebuah jumlah tertinggi di dunia," jelasnya.

"Setengah dari semua anak balita menghadapi kekurangan gizi akut,” ujar Gutteres.

Pada catatan positif, Guterres melaporkan penurunan signifikan dalam jumlah insiden keamanan terkait konflik serta korban sipil sejak pengambilalihan Taliban.

PBB mencatat 985 insiden terkait keamanan dari 19 Agustus sampai 31 Desember 2021 turun 91% dibandingkan periode yang sama tahun 2020, katanya.

Wilayah timur, tengah, selatan dan barat menyumbang 75% dari semua insiden yang tercatat, katanya.

Dimana, Nangarhar, Kabul, Kunar dan Kandahar sebagai provinsi yang paling terkena dampak konflik.

Meskipun kekerasan berkurang, Guterres mengatakan Taliban menghadapi beberapa tantangan, termasuk meningkatnya serangan terhadap anggotanya.

“Beberapa dikaitkan dengan Front Perlawanan Nasional yang terdiri dari beberapa tokoh oposisi Afghanistan, dan mereka yang terkait dengan pemerintah sebelumnya,” katanya.

“Kelompok-kelompok ini terutama beroperasi di Provinsi Panjshir dan Distrik Andarab Baghlan tetapi belum membuat terobosan teritorial yang signifikan," jelasnya.

"Bentrokan bersenjata secara teratur didokumentasikan, bersama dengan pemindahan paksa dan pemutusan komunikasi," tambahnya.

Guterres mengatakan ketegangan intra-Taliban di sepanjang garis etnis dan persaingan atas pekerjaan juga telah mengakibatkan kekerasan.

Baca juga: Taliban Minta Pengakuan Negara Muslim¸ Organisasi Kerjasama Islam Menolak Akui

Hal itu menunjuk pada bentrokan bersenjata pada 4 November 2021 antara pasukan Taliban di kota Bamiyan.

Dalam laporan itu, Sekjen mengusulkan prioritas misi politik PBB di Afghanistan.

Dia juga mendesak dukungan internasional untuk mencegah kelaparan yang meluas dengan mencegah keruntuhan ekonomi.

Sekjen PBB itu kembali mendesak Taliban untuk menjamin hak-hak perempuan dan hak asasi manusia.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved