Berita Aceh Besar
Sepanjang Januari 2022 Mahkamah Syar’iyah Jantho Terima 103 Perkara,48 Diantaranya Istri Gugat Suami
Raihan menambahkan dari 74 perkara gugatan yang masuk, sebanyak 48 perkara telah diperiksa dan diadili oleh Majelis Hakim Mahkamah Syar’iyah Jantho.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Amirullah
Sepanjang Januari 2022 Mahkamah Syar’iyah Jantho Terima 103 Perkara, 48 Diantaranya Istri Gugat Suami
SERAMBINEWS.COM, JANTOH – Sepanjang Januari 2022, Mahkamah Syar’iyah Jantho menerima pendaftaran 103 perkara yang diajukan.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Mahkamah Syar’iyah Jantho, Siti Salwa SHI, MH melalui Panitera Muhammad Raihan SAg, SH, MH, Senin (31/1/2022) sore.
Dari jumlah tersebut, 74 perkara merupakan perkara contensius atau gugatan.
“Cerai gugat atau istri gugat suami masih mendominasi kuantitas perkara yaitu sejumlah 48 perkara,” katanya.
Baca juga: Sepanjang Tahun 2021, Mahkamah Syar’iyah Jantho Adili 798 Perkara, 6 Diantaranya Kasus Chip Domino
Baca juga: Tong Sampah Selamatkan Putri Bungsu Ketua Mahkamah Syariyah Aceh dari Ganasnya Tsunami 2004
Sedangkan, kata Raihan, cerai talak yang diajukan oleh suami berjumlah 16 perkara, dan perkara Isbath nikah (pengesahan nikah) sebanyak 7 perkara, dan perkara lain-lain terdapat dua perkara.
“Sedangkan perkara voluntair (permohonan) sejumlah 28 perkara, penetapan ahli waris 17 perkara, dispensasi kawin 7 perkara, dan Isbath nikah 4 perkara. Dan untuk perkara pidana Islam 1 perkara” ujarnya.
Raihan menambahkan dari 74 perkara gugatan yang masuk, sebanyak 48 perkara telah diperiksa dan diadili oleh Majelis Hakim Mahkamah Syar’iyah Jantho.
Baca juga: Mahkamah Syariah Aceh Perkuat Hukuman Pemerkosa Janda di Nagan Raya, Divonis 10,5 Tahun Penjara
Baca juga: Mahkamah Syariyah Jantho Gelar Sidang Jinayat Maisir Game High Domino dan Pemerkosaan Secara Daring
“Sedangkan perkara permohonan dari 28 perkara telah di periksa dan diadili sejumlah 24 perkara,” bebernya.
Sementara untuk perkara yang berhasil didamaikan dalam proses mediasi sejumlah 3 perkara dan dua perkara dalam proses mediasi lanjutan.
“Adapun yang menjadi faktor penyebab perceraian masih di dominasi disebabkan karena perselisihan dan pertengkaran terus menerus dengan sejumlah 36 perkara, dan meninggalkan salah satu dengan 3 perkara,” tutup Raihan. (ar)